Skip to Content

novel

NOVEL: MAGHDALENA (10/14)

SEPULUH

 

BAYU ngerebahin tubuhnya yang lelah di atas pembaringan. Tubuhnya begitu lelah setelah latihan hari ini, mengawali liburan semester.

NOVEL: MAGHDALENA (09/14)

SEMBILAN

 

MINGGU siang menjelang sore, sekira pukul tiga sore, hujan mulai turun rintik-rintik diiringi dengan angin yang gak tentu arah hingga membuat air hujan jatuh gak beraturan. Suara petir sesekali terdengar menggelegar.

NOVEL: MAGHDALENA (07/14)

TUJUH

 

SAMPAI di pinggir, keduanya udah ditungguin sama Aida dan Maghdalena. Mereka di tunggu di sebuah pondok kecil milik pemilik kebun kelapa itu.

NOVEL: MAGHDALENA (06/14)

ENAM

 

AIDA segera turun dari motor ketika berhenti di depan toko kecil itu, di dekat simpang  Desa Sukorejo. Di mulut simpang ada sebuah Gapura yang bertuliskan DIRGAHAYU KEMERDEKAAN RI, di tiang sebelah kanan itulah meteran jalan terpancang dengan kokoh.

NOVEL: MAGHDALENA (02/14)

DUA 

 

MALAM udah pukul setengah sepuluh, tapi Melani masih sibuk ngutak-ngatik komputer milik kakaknya yang dibeli dari hasil tabungan. Dia lagi bikin copy-an hasil KONFERENSI THE PARLEMENT I yang udah di gelar tadi siang.

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler