Skip to Content

Puisi

Senyawa Emosi, Kenapa...?

Kenapa…?

Selalu saja bertanya

Selalu saja ada pertanyaan

 

Benak terpaksa terperah

Dan jiwa terpaksa pasrah

Karena tanya belum terjawab

REMBULAN LEBIH INDAH DARI MENTARI

Kenapa aku selalu melangkah ke barat?

Mengejar mentari yang selalu lari

Sedang di belakangku rembulan menjaga ketulusan

 

SATU SISI KEHIDUPAN

Di sebuah siang aku duduk di tepi jalan

Ku dapati langkah-langkah yang berlalu-lalang

Dan banyak wajah yang tak tenang

 

Saat itu ku buka lembar pemikiran

Bumi

BUMI

 

Terlalu lama bumi merintih

Mengeram sakit dan derita terabaikan

Ditindas peradaban yang selalu berdalih kemajuan

 

BERSAKSI DALAM PENGADILAN NURANI

Dalam gelap ini nurani ingin berani

Dalam sunyi ini nurani ingin berbakti

Membuka semua indra guna menyibak himpunan makna

Menggugah kemanusiaan yang masih termangu sayu

TEPEKUR DINI HARI

Secarik wacana ku gelar dalam bhuana kepalaku

Sembari berlutut di depan semua kacamata manusia

Belenggu ku pasang guna menangkal amukan emosi

Sunyi Yang Aneh

Aku masih menemukan suara

Aku masih bercengkrama

Tapi entah…?

Aneh?!

 

Aku masih bisa berbuat

Aku masih bisa menuju banyak sua

Makan Kata Sendiri

klek!

ah !

aku makan kataku sendiri

yang setiap hari tak kusadari

apa yang kukata akan mengenai

diri sendiri

 

klek!

Orang-Orang Di Pasar

saling berebut saling bersaing

pembeli penjual saling beraksi

transaksi berjalan penuh melodi

suara bersautan selalu terjadi

 

Sebuah Pengakuan

berdiri pada pendirian tak mengikuti selera pasar

akan sulit menerima sebuah pengakuan

dan bahkan akan terpencil sendirian

dalam ketidakpastian

 

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler