Skip to Content

Puisi

Apa Kau Peduli?

Hei, lihat gedung tinggi itu

Seperti ingin mencengkram langit

Sementara yang di bawah ingin menjerit

Suaranya tak terdengar karena lidah tergigit

 

Ingat-Ingat

Ingat-ingat masa kecil

Ingat-ingat pada kumis tipis

dengan senyum bijak yang manis

Ingat-ingat yang muncul sebaris demi sebaris

 

Ingatan yang Hilang

Sejak pagi setiap hari menyusuri jalan hingga malam

Menelisik setapak demi setapak aspal hitam berdebu penuh batu

Mengurai-urai reranting dan dedaunan di sepanjang jalan

Melupa Usia

Kita lalu melupa merajut masa depan

Seringnya melukis kehidupan dengan warna warni kesalahan

yang acap kali kita banggakan

 

Tentang Waktu (Rindu)

Entah berapa musim hujan terlewati

Detik demi detik terus berganti

Hari, bulan dan tahun melaju tak berhenti

 

Berlembar-lembar halaman

Seringkali

Seringkali kita memaksa waktu mengejar asa

Adanya kita yang tertangkap waktu

yang semakin melaju meninggalkan kita

dengan asa yang entah berujung apa

Akhir

Pinjami aku waktu

: Pelasku pada langit

Lalu aku membisu dan membatu

Ia-nya: waktu

tak lagi mau bersekutu

 

 

PadaMu Aku Kembali

Aku ada karena Kau ada

Di bumi dan di bawah langit yang Kau cipta

Merasakan malam dan siang yang juga Kau cipta

Menikmati matahari, bulan, bintang dan alam semesta

Aku Hanya Punya Rindu

Ah, senja telah berlalu

Padahal aku sudah bergegas mendatangimu

Sejenak aku ingin memandangmu

Ada yang ingin kutitip di jinggamu

 

Satu Hari Saja

Bu,

pinjamkan aku sabarmu satu hari saja

Aku ingin melihat dunia dengan lapang dada

 

Bu,

pinjamkan aku tabahmu satu hari saja

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler