Baik, baik aku akan menghadap DiaMenyerahkan diri dan segala dosaTapi jangan tentang lagi akuNanti darahku jadi beku.Jangan lagi kau bercerita
Kepada Angkatanku
Tanganmu nanti tegang kaku, Jantungmu nanti berdebar berhenti, Tubuhmu nanti mengeras membatu, Tapi kami sederap mengganti, Terus memahat ini Tugu.
Aku berkaca
Ini muka penuh luka Siapa punya ? Kudengar seru menderu dalam hatiku Apa hanya angin lalu?
Sebelum Ajal mendekat dan mengkhianat, mencengkam dari belakang ‘tika kita tidak melihat, selama masih menggelombang dalam dada darah serta rasa,
Kuseru saja Dia Sehingga datang juga
untuk neneknda Bukan kematian benar menusuk kalbu
Aku kira: Beginilah nanti jadinya Kau kawin, beranak
Hidupnya tambah sepi, tambah hampa Malam apa lagi Ia
Rumahku dari unggun-unggun sajak Kaca jernih dari segala nampak Kulari dari gedung lebar halaman Aku tersesat tak dapat jalan Kemah kudirikan ketika senjakala
Di teras rumah makan kami kini berhadapan Baru berkenalan. Cuma berpandangan Sungguhpun samudera jiwa sudah selam berselam Masih saja berpandangan ………..
Komentar Terbaru