Skip to Content

Maret 2012

jangan terlibat hukum

hukum masalah hukum pelik,
nggak punya bukti pelik
punya bukti pelik
gak punya duit pelik
banyak duit pelik
kudu pinter dan hati - hati
benar bisa jadi salah

Fahrizal Ibnu Mukhdar

Fahrizal Ibnu Mukhdar

fahrizal92.web.id - Sebuah blog yang berisi karya-karya puisi Saya.

Suatu Waktu

Jerit kesakitan tak sempat melangit. Tersangkut pada serupa dinding pekat, gelap dan hitam di keempat sisinya. Atap datar juga hitam. Hanya bisa mendengar sendiri. Di luar ? Tidak berbeda. Tidak ada siang dan malam. Di manakah ? Entahlah ! Hembusan anginpun tidak ada. Air ? Apalagi ! Tapi ? Pertanyaan lain tiba- tiba terangkai dalam kesepian yang menggigit ini. Lagi-lagi seperti jeirtan kesakitan, pertanyaan-pertanyaan itu tersangkut pada serupa dinding pekat di keempat sisinya. Di manakah ? Entahlah ! Lengkingan itu memasuki gendang telingaku. Makin keras, makin menjadi lalu sekejap lenyap. Sunyi senyap. Kemudian berulang lagi, berulang lag. Begitu kejadiannya. Setiap waktu dan tidak pernah berhenti. Entah sudah berapa lama hal itu berlangsung. Semuanya absurd. Tapi tidak bagiku. Fenomena ini adalah keseharianku. Aku sudah terbiasa mendengar dan menyaksikan serentetan peristiwa ganjil yang mendirikan bulu kuduk itu.

Permohonan Maaf Kepada Seorang Petani

Tuhan

Jika aku ditakdirkan untuk menjadi seorang penyair

maka rajam lah aku dan hukumlah aku

tentang sebait anggur dan rembulan yang ku tulis

Rina

dering telepon darimu

meninggalkan seberkas kerinduan

dimana kenangan yang lalu

kukenang kembali

kupungut dan kukumpulkan menjadi satu

Di Manakah Tuhan

dimanakah tuhan

di titik lenyap pandang
setinggi pancaran alam
tak kudapat

di pangkal tak ada ujung
hingga menghujam pusaran masa
tak ada

sebatas akal mengakali
kekal yang azali

DI BAWAH KUBAH

DI BAWAH KUBAH


Merenungi sujud yang tersisa
semakin menggumpal
pekat di dada tanpa memuja asma-Mu
beku. Serpih niat menghamba
tinggal setitik darah ruang bathin

DIBATAS KEBIMBANGAN

DIBATAS KEBIMBANGAN


Kelekatu menyeruak sisasisa waktu
membisiki rerimbunan ilalang mengering
menapak berkeringat membangun gundukan
sedikit demi sedikit

Nukilan Kabar dari Arasy

Nukilan Kabar dari Arasy

Dosa,
seperti putih tergores garisgaris hitam perpendaran
meninggalkan cerca menganga melebar jurang
jauh terlalu jauh hingga jatuh menelanjangi

Hujan

Awan Mendung Berselimut Kelabu

Bersamaan dengan datangnya tetes-tetes hujan

Mengubah Padang Pasir Menjadi Padang Rumput



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler