Skip to Content

Oktober 2012

Mengapa Dikau Membiarkan Aku Berlabuh

Rindu malam(serpihan puisi Perempuan

 

 

 

 

Aku telah membuka tabir dari seberang

Gelombang

Badai

Senja Belum Berlalu

Puisi sang kelana

 

 

Wahai Tuan Junjuang

 

 

Segunung Kapas

Kulitku menciut

Sapanya merasuk hingga tulang

Basa basa basa

Bergegas kuhampiri

Tapak roda mungkin tak terlihat

Namun membekas jejaknya

" Untuk kamu yang berani mencintaiku "

sampai kapan mentari berputa

Hari-hari di Sembalun (Part 1)

Ayam jago kokok di pagi buta. Merdu dan nyaring  bunyi  bak irama berdendang. Matari kian merangkak dari peraduan. Perlahan naik dan seketika timbul panas menyengat. Pagi ini begitu indah, begitu cerah. Pagi ini sekelompok mahasiswa study tour ke desa Sembalun. Ya-ya, desa yang konon diwartakan suhu hampir mencapai nol derajat celcius. Mencekam.

Cukup Tiga Kata

Diam

Tak ingin banyak bicara

Lebih-lebih rangkai kata sang pembual

Hanya biduk antar sebrang samudra

 

Omong kosong

Telinga bisa jenuh

Tugas "copy"

Waktu itu Depo sedang duduk berbincang bersama teman. Pipit menyapa, pun juga Depo

Pipit      : Apa yang dibaca Depo?

Depo     : Tugas Analisis Wacana

Pipit      : Coba lihat!

Depo     : Ini.

Rita       : Wah, cepatnya jadi. (teman Pipit)

Adha

Gema suara

takbir

tahmid

tahlil

seantero dunia

fana

Setengah baya

baya

paruh baya

berbaur

menyatu

Bakso lagi..

Makan bakso,

lagi-lagi makan bakso.

Husy..

Ini makan bakso yang menarik

Wanita baya dengan rambut ikal lurus

T-shirt pink perpaduan putih dengan jeans padanannya

Ia memesan Mie Ayam

dan aku bakso

Kami makan saling berhadapan

Ada cinta yang membuat hati berbunga

Wanita-wanita,

baya-baya



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler