Skip to Content

Januari 2013

satu pintu

wahai jiwa yang tenang, aku memanggilmu...

aku butuh teman

disini aku kesepian, yang bangkit dari ketersungkuran

tapi kenapa kau tak palingkan wajahmu untukku

tanpa doa

tanpa doa

kita adalah biji yang tertanam

hanya ditemani tanah gersang

dan angin yang berlalu

tak ada air turun dari langit

sekedar menjadi pelega dahaga

Bangsa Sendiri Engkau Ludahi

BANGSA SENDIRI ENGKAU LUDAHI

sejauh pandangku terhadapMu

wujud demi wujud yang kurangkai dalam pandangku

terhadapMu. Engkau Maha Besar aku makhluk kecil tak bernyali

yang hanya bisa memintaMu tanpa memberi secuilpun penghambaan

Aku Ingin MenyapaNya

Aku ingin menyapaNya dengan sebutan
Tuhan saja
Kerena jika masih ada aku dengan Tuhan ku
Lalu kamu dengan Tuhan mu
Untuk apa kita masih hidup
Dibawah semesta yang sama?

Percayalah, Anda Butuh Tuhan!

Membaca novel DETIK TERAKHIR karya Alberthienne Endah serasa mendengar penuturan langsung. Bahasanya enak dan renyah, mudah dicerna karena berhubungan dengan kehidupan yang mungkin terjadi pada siapa saja dan dimana saja. Dalam kondisi apapun.

Kau

Kau purnama

Yang menyilaukan mata hingga aku buta

Lupa akan menginjak dunia…

Kau opium

Yang membius bukan hanya pusat syaraf tapi seluruh raga

"TUHAN aku Pengen Curhat"

sudahlah...,

tak perlu kau bahas lagi...,

hanya akan semakin menyayatku....,

kehadiranmu menjadi gelap

saat kau datang tak sekedar mengingatkan

Kerinduan yang Sia-Sia

kerinduan yang sia-sia...

sebab angin tetaplah angin...

dan air tetaplah air

ia akan berhembus kemana ia suka...

ia akan mengalir dan meresap kemana ia mau...

lantunan sunyi

LANTUNAN SUNYI

 

Geliat tawa malam

acuh purnama kasat silam

sontak ia berdiri

terserak malam penuh sunyi

 



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler