Skip to Content

Aku Menemukan Lembaran-lembaranku yang Lalu

Foto ainin najib
files/user/1387/img_20150105_173136.jpg
img_20150105_173136.jpg

*Ini puisi saya yang sudah lalu, aku tulis pada hari Minggu, 9 Juni 2013. Aku menmukan lembarannya di tumpukan bawah kasur di kamarku. Hehehe…

===

Nalarku Hatiku

Dari nalar menuju hati
dari hati menuju nalar
hatiku aku nalar
nalarku aku hati
oh, hati…
hati na, titarnahatilar
oh, nalar…
nalar ha, tartihanalarti

Aku menalar hatiku
dan berhati-hati dengan nalarku
hati dan nalarku harus menyatu
tak dapat menyatu ya tanda miring

Tak mengerti miring ya garis miring
tak mengerti garis miring ya berarti gila
tak mengerti gila ya berarti sudah mati
tak mengerti mati ya berarti sudah menyatu

Aku tegaskan kepada rasaku
dan rasaku aku rasakan dengan hikmat
berhati-hatilah dengan nalarku
namun hatiku harus kunalar

Ah… Aku bingung kan jadinya
sudahlah aku mau tidur saja
biar hati dan nalarku beristirahat
hanya nyawaku yang melayang-layang

Malamku

Setiap malam aku termenung di atas sajadah lusuhku
bertasbih memuji-Mu dan bersholawat kepada kekasih-Mu
meneteskan linangan air mata yang tak kan ada habisnya
mengharapkan amupnan-Mu dan syafa’at dari kekasih tercinta-Mu

Dalam kehinaanku ini masihkah Engkau
mau menjabat tanganku merengkuhku
dan mendekap erat dalam lindungan-Mu?
aku berkeyakinin bahwa Engkau
adalah Tuhan yang maha pengasih
lagi maha penyayang

Oh, dambaan hatiku kecuplah keningku
agar otakku selalu ingat kepada-Mu
sentuhlah hatiku agar hatiku selalu ingat kepada-Mu
rengkuhlah tubuhku agar aku mau
semakin mendekat kepada-Mu
aku mohon kepada-MU, o, Tuhanku…

Ku Duduk di Persimpangan itu

Aku telah lama termangu menunduk lesu
melangkah gontai dengan langkah kecil
tak ada lambaian tangan untuk menengadah
berirama kenan dan kiri memutar otak

Dalam perjalanan panjangku ini
aku sudah benyak berjumpa dengan sosok
mungkin aku mengenalinya, dia pun jua
namun aku tak menoleh hanya dengar sapa

Di tengah perjalanan suntuk tak jelas ini
aku bertemu dengan persimpangan
mungkin aku tau menuju kemana  itu semua
namun aku bingung tak sampai aku menalar

Aku telah kehilangan nalarku
hati perasaanku sudah tak menyatu
dengan pertimbangan persatuan nalar
semua rasa sudah benar-benar mengakar

Kemana aku harus bertanya
lewat jalan manakah yang memang benar
tak ada lagi sosok yang mau menyapa
yang ada hanya pohon rindang di situ

Aku duduk di bawah pohon dekat persimpangan itu
menanti akan hadirnya sosok menyapaku

===

*Nah, itulah, dan inilah hasil jepretannya, hehehe…

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler