Senja menyambut kala Mentari mulai larut
Harapan membawa daksaku menghanyut
Bersama sukmamu, yang selalu melambai
Cintaku, semakin menjuntai
Qalbu adalah air paling murni
Curahan indanya cahaya ilahi
Turun menetap di seluruh bumi
Tak akan sirna, ia abadi
Lamunanku hampir usai kala senyummu mulai menyapa
Lalui rintih angin di malam yang masih muda
Lirihnya benar - benar menggoda
Semerbak masuk kedalam dada
Sanubari adalah sumber segala cinta
Kala cahaya matamu mulai mereda
Ku dekap, tak mampu
Ku tinggal, lebih tak mampu
Adakah cinta yang lebih dari cinta
Aku ingin mencintai cinta itu sendiri
Cinta dalam cinta yang berarti tiada
Ketiadaan membuat kita menjadi ada
Selembut sutra aroma bumi ditimpah hujan
Harumnya sama dengan harum sukmamu
Namun aku tak berkelak
Mengapa? Aku lebih baik diam
Tuhan, aku takut cinta ini membuatku murtad
Membuatku menduakanmu dengan keindahan sederhana
Sementara kau lah keindahan seutuhnya
Keindahan dalam wujud hakikatnya
Tuhanku, aku tak mau seperti domba
Digembala setiap masa
Tapi selalu tak terbiasa
Malah ia semakin manja
Tuhan, akupun tak mau seperti iblis
Yang terlalu lebih dalam mencinta
Sampai ia cemburu pada seluruh manusia
Manusia yang ingin dekat dengan Tuhannya
Iblis tergoda untuk menggoda
Sebab ia mengucapkan sumpahnya
Aku tak mau seperti dia
Aku mau seperti pengembala
Mendidik dengan cinta
Itulah cinta
Kala aku jumpa dengannya
Salah satu ciptaanmu yang ku manja
Yah, kamulah dia
Ciptaan Tuhan yang maha esa
Dalam dirimu ku pandang pesona
Cahaya surga yang belum halal juga
Cinta, akankah aku menjadikanmu halal
Tak akan ku ajak kau bertindak di atas normal
Melanggar aturan moral
Sebab kau bukanlah wanita binal
Tuhanku, restui aku mencintaimu
Mencintaimu dalam mencintai ciptaanmu
Kala aku merindu, rinduku itu rinduku kepadamu
Kala aku mencinta
Cinta itu milikmu.
IP. 96
Komentar
Like
Sukak
#MahK
Bagus, berkesan sekali
Bagus, berkesan sekali
Tulis komentar baru