pada ketika sebuah sajak aku mencari serupamu yang datang pada pertengahan malam keempatbelas bulan dzulqaidah ketika rembulan memantul cahaya di perairan gemuruh samudera hindia
lalu aku hanya dapat terdiam saja ketika serupamu itu tak lekang dari kata "aku" yang kutulis tak lebih dari empatbelas kata yang bermakna serupa rindu yang membungkam kesendirian lalu diam-diam semua melebur menuju satu titik di mana rupa yang mulai terbentuk menggambar rembulan separuh menuju sempurna
aku aku aku aku aku aku aku aku aku aku aku aku aku aku yang bersiul sambil terbahak sedangkan sajak tempatku singgah tak menjanjikan kenyamanan lagi hingga perlahan kutelusuri kata "aku" yang kelimabelas tapi tak kutemui di sajak mana aku menulis
pada sajak yang kujadikan selimut pada malam keduapuluhtiga bulan dzulhijjah menjelang satu suro aku sisipkan ritual yang seperti biasanya: aku membasuh rindu dengan air kembang tujuh rupa air dari tujuh sumur dan ramuan pasir tujuh muara yang kubacakan "aku" empat belas kali dan kutemui kau pada "aku" dari tengah ke kiri dan ke kanan "aku" jadi "kau"
Andam Dewi
Kamis, 11 Desember 2014
Pukul 02.35 WIB
PADA SAJAK KUCARI JUA RUPAMU
- 1673 dibaca
Komentar
Tulis komentar baru