kita bukanlah derap kegelisahan
yang datang menghantui bumi republic
apa yang kau bisa hari ini, kawan
adalah apa yang kau nikmati esok pagi atau lusa
dan jejeran peluh hari ini adalah
nasib kita esok atau lusa juga
sambil kita renungi...
mari kita berjalan dengan kedua kaki kita
sayap-sayap garuda yang kita banggakan
kelak akan juga layu di makan usia
kita telah tua kawan
usia 66 bukan lagi saat berkhayal
jadi negara makmur dan sejahtera
apa arti kesejahteraan yang kita tulis
di atas air keruh atau bening
apa arti yang undang-undang yang kita lukis
di atas pasir pantai
sambil kita renungi...
perjalanan yang kita lewati
bukan permainan yang mengasyikkan
adakah kita tahu bagaimana mereka berlari
di antara desingan peluru
yang tak kenal arti persahabatan
yang tak kenal arti persaudaraan
dan ketika timah panas menembus kulit mereka
adakah mereka minta diberikan persembahan
mereka melepas nyawa dengan senyum bahagia
dan renungilah arti senyum itu......
sambil kita renungi...
air mata yang mereka punya
adalah do'a suci yang mereka persembahkan
untuk merah putih yang berkibar
selama enam puluh enam tahun belakangan ini
adalah untuk kebanggaan kita yang kini
menghirup bebas udara kemerdekaan
sambil kita renungi...
kita kirim senyum kebanggaan
sebagai balas senyum yang mereka urai
ketika timah panas menghentikan
derap langkah mereka yang terhempas
di tanah persada Indonesia
(2011)
Komentar
Tulis komentar baru