Skip to Content

#4334

TAK ANEH LAGI

Biarkan aku bisu

Dalam bisu aku menghabiskan rindu

Dalam rindu kucumbu kau sepuas hati

TENTANG NYANYIAN KECAMBAH

segenggam biji kacang hijau

banyak air kurang sinar kurang angin tidak bertanah

memendam kacau memendam galau ingin berkicau

RINTIK HUJAN DAN KENANGAN

kenangan yang datang bersama titik-titik hujan

menyelinap saat sepiku dalam kesendirian

kupagut kupatut-patut

PUISIKU HANYA NASI BASI

Bukan karena huruf kandas dilahap serigala

Bukan pula karena kata dikunyah iblis

Tapi karena wajah kusam suram tanpa cahaya

TAK LAMA LAGI (1)

dibandingkan dengan waktu yang kita telah lewati

masa kita bersama bercengkerama tak lama lagi

TOPENG BOPENG YANG ROMBENG

nelayan hilang jala termangu di perahu tua

nakhoda hilang kompas terpasung dalam sakal

KATAKAN MESKI HANYA BERBISIK

Hening malam setiap jengkalnya adalah cantik

Ketika kita berdua bermesraan di dalam bilik

DI TEPIAN SEPI

Sayap khayal membawaku terbang ke tepian sepi

Menghilir bersama aliran air memeluk misteri

BISMA DAN LANGIT BENING

Telah dipilih sebatang anak panah

Srikandi gagah mementang gondewa

Hilang sudah gelisah dan gundah

BAYANG-BAYANG ELANG TERBANG

Karena puisi singgah pada ba bertitik

Maka jadilah siang malam benderang

Kekasih nyata kekasih dipuja mahacantik

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler