Skip to Content

Penyair Amatir

TOPENG

Topeng-topeng bergincu emas

Gelar tawa yang berkelas

Tebar fakta lirih nafas

Sendi hidup putus kontras

 

Nyatanya hanya bayang

PUAN NEGERI SEBERANG

Puan lahan seberang

Hijau hijab terhidang

Usir onak terinjak

Lepas sembilu pasak

Bawa bayang jauh

Kitari relung kalbu

Di tengah telaga

METAFORA

Embun jadikan daun

Tempat rindu mengalun

Meski sementara

Sebelum dienyah surya

 

Tak jemu

Embun pasti kembali lagi

RUPA DALAM CERMIN

Rupa dalam cermin

Jauh dari ingin

Wajah lelah pasrah

Tampak jelas gelisah

 

Sejenak jiwa bertindak

Cermin pun retak

SYUKUR

Waktu berpacu sigap

Purnama berburu gelap

Surya siap di tempat

Menunggu syarat melesat

 

Jiwa khusyuk termenung

Raga diam mematung

IQRA’

Pada tanggal 17 Ramadhan

Gua Hira ditopang kegelapan

Tanpa secuil cahaya menyinari

 

Kala kegelapan dikelam kesunyian

KUPU-KUPU DAN BURUNG

Ada kupu-kupu menari

Dalam nurani

Dan burung-burung penyaksi

Turut bergabung menari

Lincah gerak tersaji

Sambil siul bernyanyi

LANGIT-LANGIT KAMAR

Langit-langit kamar

Setia menggelar

Rupamu yang anggun

Sejuk dan ranum

Seolah bening embun

Di tengah daun

Lakumu mengalun

Elok tersusun

JANGAN TERGIUR DUSTA

Atas kesepian Adam

Hawa diciptakan

Suka berdatangan

Duka pun bertandang

 

Terusir surga

Dua raga terpisah

Sekian lama meraba

HITAM

Hitam berujung hitam

Itulah yang dijanjikan

Putih arah tujuan

Hampa dalam pandangan

 

Hitam berbuah hitam

Tak sehitam masa silam

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler