Topeng-topeng bergincu emas
Gelar tawa yang berkelas
Tebar fakta lirih nafas
Sendi hidup putus kontras
Nyatanya hanya bayang
Puan lahan seberang
Hijau hijab terhidang
Usir onak terinjak
Lepas sembilu pasak
Bawa bayang jauh
Kitari relung kalbu
Di tengah telaga
Embun jadikan daun
Tempat rindu mengalun
Meski sementara
Sebelum dienyah surya
Tak jemu
Embun pasti kembali lagi
Rupa dalam cermin
Jauh dari ingin
Wajah lelah pasrah
Tampak jelas gelisah
Sejenak jiwa bertindak
Cermin pun retak
Waktu berpacu sigap
Purnama berburu gelap
Surya siap di tempat
Menunggu syarat melesat
Jiwa khusyuk termenung
Raga diam mematung
Pada tanggal 17 Ramadhan
Gua Hira ditopang kegelapan
Tanpa secuil cahaya menyinari
Kala kegelapan dikelam kesunyian
Ada kupu-kupu menari
Dalam nurani
Dan burung-burung penyaksi
Turut bergabung menari
Lincah gerak tersaji
Sambil siul bernyanyi
Langit-langit kamar
Setia menggelar
Rupamu yang anggun
Sejuk dan ranum
Seolah bening embun
Di tengah daun
Lakumu mengalun
Elok tersusun
Atas kesepian Adam
Hawa diciptakan
Suka berdatangan
Duka pun bertandang
Terusir surga
Dua raga terpisah
Sekian lama meraba
Hitam berujung hitam
Itulah yang dijanjikan
Putih arah tujuan
Hampa dalam pandangan
Hitam berbuah hitam
Tak sehitam masa silam
Komentar Terbaru