Skip to Content

Puisi Kehidupan

SEBUAH NAMA BERTEMPAT KEDAMAIAAN

mentari di ujung barat
telah berganti ini
senja di ujung timur
nyiur melambaikan daun

rembulan seakan jatuh
di atas kapala bintang
purnama melayang tinggi

MENCARI JEJAK SEMUT

ketika alam bersuara
jangkrik berderik
katak mencebong
kelelawar mencari mangsa

ketika penyangga leher
telah sayup-sayup
tak kuasa menahan beban

SENJA DI BUKLIT NISAN

satu jam berlalu
tampa buaian kata
meski hati terasa pilu
dan tetes air mata

tetap termenung
tangis menggunung
melepas bunga
dambaan jiwa raga

KABUT ASA

saat aku membuka mata
terbayang ke depan
melayang bersama
jalannya masaku

aku masih melayang
menuju keatas tertinggi
menggapai terbang

Batu

kukuh

angkuh

tak ragu

menyatu

 

dalam diamku

adalah kukuhku

adalah tatapku

angkuh batu

 

PANGKLING

tak terasa...
seperti baru kemarin kau duduk di sekolah TK
di sebrang persimpangan itu...
seperti baru kemarin kau belajar di SD
di ujung desa kita ini...

tak terasa...

F A T A M O R G A N A

sejuknya embun pagi
hawa dingin yg menusuk
membuatku sadar
matahari mulai memanggil

   indahnya suasana alam
   yang masih hijau nan segar

AKHIR HIDUPKU

saat mata sudah tak lagi bisa
memandang indahnya wajahmu
saat tangan sudah tak lagi bisa
membelai mesra rambutmu
saat kaki sudah tak lagi bisa
berjalan untuk menemuimu

TAPAKAN KAKI DI ATAS KEHIDUPAN

jalan semakin jauh
tapakan kaki mulai terseret
karena rasa memikul letih
semua membebani dgn sendiri

PESAN KEMATIAN

nafasku tlah di ujung tenggorokan
yg terasa sesak di dadaku ini
yg sudah siap tinggalkan ruang di dadaku ini

   denyut nadiku tlah mulai reda

Sindikasi materi


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler