Mereka berjalan perlahan dengan pasti
Meliuk kesana kemari sembari menabur puji-pujian suci
Berkidung merdu bak seruling surga yang terdambakan
dengan ayat-ayat indah
Rumahku cahaya kerlip kunang-kunang Kun Faya Kun Sperma berlarian ke indung ku menyebar Kun Faya Kun mengalir semerah darah Kun Faya Kun gumpal da
Sudah lama sekali rasanya berada di luar
Energi tersedot demikian dahsyat
Kurasakan tulang silu
tiap gerik melahirkan rasa sakit
luar biasa.
Di rimbun nikmat bertabur khayali.,
Pada hamparan kekal janjiMU
Di antara hijau nan sejuknya rahman dan rahimMU
Akupun sering terkhilaf dan silau
Renungan Hati….
Terkadang dunia memang tak adil bagiku,
Tapi sangat adil bagi orang lain..
akulah angin yang dapat merobohkan istanamu rata dengan tanah
karena itu jangan sekali-kali lupa amanah
akulah air yang dapat merendam mimpi-mimpi indahmu terkubur di lumpur
Mendengarkan malam bertasbih meninabobokan embun di daun
tak tahulah aku ke mana tangan ini mesti kusujudkan
Mengekalkan iman pada kesangsian diri, hati tinggal rebah
Ketika hujan turun orang-orang pun menepi
Di masjid, kulihat bulu matamu teduh
Tak meriap dalam duka langit yang merata
Menuliskan dunia manusia menuju kesunyian jalan teluk kubur
Baris-baris kata tak sempat mencatat kalimat dan isyarat
Soalnya pada kekosongan bumi ini telah kupisahkan diri
Tuhanku, ajari aku memahami kehidupan
agar mampu kuhargai yang ada di baliknya
ajari aku memahami kematian
agar mampu tersadarkan akan rahasia semesta raya
Komentar Terbaru