M. Yamin: “Nurel, kenapa kau tak ambil kalimat dari buku-bukuku, biar agak gimana gitu? Hehe…”
Nurel: “Pengennya, tetapi buku-buku Bapak berada di Lamongan, sementara saya masih di Ponorogo. Ya semoga sebelum rampung catatan ini, bisa pulang terlebih dulu ke kampung halaman.”
Di bawah ini saya gunakan beberapa pendekatan, ada dongeng bagi yang suka cerita, dan jalur selanjutnya lihat saja nanti. Setidaknya tidak terlepas daripada harapan M. Yamin, atau lima faktor memperteguh persatuan: sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.
Mengimani Seno sebagai sosok pembual memang bukan suatu kekeliruan bahkan kesalahan. Seno hadir sebagai sosok sastrawan dengan fisik keras namun lembut. Seno mampu melahirkan karya-karya yang mumpuni untuk membuat banyak orang keracunan.
Kehadiran postmodernisme dalam ruang pergulatan intelektualitas manusia disadari telah membuat warna baru yang menarik untuk dikaji. Hal ini tidak saja karena kehadirannya cukup menyentakkan dunia akademik, melainkan juga postmodernisme telah turut membawa pesan-pesan kritis untuk melakukan pembacaan ulang atas berbagai tradisi yang selama ini diyakini kebenarannya.
Komentar Terbaru