Heart
Kau tak tahu,
seberapa hati ini kelu,
Ditumbuk keluarga,
Jadi tak berguna.
Kalau kuceritakan,
pastikan sejuta lembar,
ah,
Halo malam
Engkau tiba begitu saja
Memelukku begitu erat
Namun apa daya
Rontaku dipisah samping
Matahari terbelit awan
Apa lagi hidup? Kebebasan saja tak ada Dipaksa ini dipaksa itu Semua berubah jadi neraka Ketika santai, menghitung satu Tiba-tiba, semua terbang Di hati ada waktu Di bumi ada kenyataan
Angin berhembus di malam hari,
Tanda siang takkan tiba,
Padi dibuai sang petani,
Merunduk, seakan iba.
Tiba pagi terang,
Matahari terlalu benderang,
Hingga semua jadi gosong,
Diujung mirisnya hati kosong.
Inilah yang ku miliki
Kepedihan dalam hati
Dulu hingga kini
Semua tak disadari
Hei, pemerintah. Apakah kalian masih punya otak?
Lihat roda-roda jalan Debu, jelaga, lalat Semuanya tak begitu berguna lagi
Semua tak berguna!
Pemerintah berjanji, "Akan kukabulkan,
Hee... Mengapa tetesan air di daun tak pernah jatuh? Mengapa sang pencuri tak pernah hilang?
Saat rajawali mati, saat korupsi berkembang Saat merpati mati, saat nepotisme berkembang
Racun mengalir dalam darah Arus danau jadi selam Kami semua kehilangan arah Akal budi jadi kelam
Tak bisakah, semua ini berhenti? Penyiksaan Penyanderaan Pencurian . . .
Tak bolehkah, sang belia rindu? Bukan tentang cinta, bukanlah kasih
Seperti dibalik tulisan musnah ini Meratap gadis yang belia
Dia rindu, bukan pada kekasih Dia rindu, bukan pada sayang
Komentar Terbaru