Daniel fajrian purahita
Informasi Pengguna
Daniel fajrian purahita
-
Dapur Sastra:
DHARMA: PROFESIONALISME ELEMEN SEMESTA.
Daniel fajrian ... — Rabu, 10 Desember 2014 - 16:33 — 0 komentar 10 tahun 9 minggu yang lalu
-
Dapur Sastra:
UPAYA PERBAIKAN DUNIA MELALUI DHARMA.
Daniel fajrian ... — Rabu, 10 Desember 2014 - 16:29 — 0 komentar 10 tahun 9 minggu yang lalu
Tidak ada tulisan.
Tidak ada tulisan.
-
Dapur Sastra — Obrolan Santai — Rabu, 10 Desember 2014 - 16:33
-
Dapur Sastra — Obrolan Santai — Rabu, 10 Desember 2014 - 16:29
-
Dapur Sastra — Rabu, 10 Desember 2014 - 16:29 — dibaca 1,015 kali
-
Dapur Sastra — Rabu, 10 Desember 2014 - 16:33 — dibaca 937 kali
Jenis | Tulisan | Komentar | Pengunjung | ||
---|---|---|---|---|---|
Daniel fajrian purahita | Orang Lain | Total | Hari Ini | ||
Berita | |||||
Karya Sastra | |||||
Wawasan | |||||
Bookmark | |||||
Dapur Sastra | 2 | 1,952 | 0 | ||
JUMLAH | 2 | 0 | 0 | 1,952 | 0 |
Data sampai dengan Minggu, 9 Februari 2025 - 08:48
DHARMA: PROFESIONALISME ELEMEN SEMESTA.
Dharma tidak bertujuan untuk bermuara pada konteks 'benar dan salah', namun pada keseimbangan. Alam semesta hanya berjalan apabila terminologi 'benar dan salah' proporsional (proporsional/seimbang tak selalu artinya kuantitatif 50:50)
Bhagavad Gita menuliskan tentang Dharma ini dengan indah; saat Arjuna galau karena ia dihadapkan pada perintah Gusti Krishna untuk pergi perang membela negara, sedang di pihak lawan terdapat banyak relasi dan saudara.
Gusti Krishna berpendapat bahwa ada kalanya tanaman ilalang atau bibit tanaman yang secara hereditas tak baik harus diberantas agar -kelak pada gilirannya, seluruh kebun tidak didominasi oleh tetumbuhan buruk dan liar.
--
Di sisi lain juga digambarkan bahwa membela negara Dharma Bakti yang tertinggi; membela ibu, baik ibu kandung, maupun ibu pertiwi adalah peperangan "suci".
Ibu adalah tanah bagi buah yang tumbuh dari suatu tanaman. Tak ada tanah, tak ada tumbuhan, tak ada buah.
Fisik kita adalah buah yang tumbuh dari makanan, makanan yang menghisap air dan sari tanah tempat kita berpijak. Tanah tempat kita berpijak adalah ibu kita; kita memiliki seluruh daging, kulit, rambut, urat, tulang, balung dari sari ibu, sari ibu kandung dan sari ibu pertiwi. Ini sebabnya ibu (kandung, pertiwi, Gaia) adalah tujuan bakti tertinggi bagi seluruh Dharma manusia.
--
Petir, angin, lautan, tanah, gunung, melakukan apa yang menjadi tugasnya; ia tak bekerja berdasarkan skenario salah atau benar; kadang laut jadi tsunami, kadang angin jadi taifun, kadang gunung menggelegar memuntahkan isinya, kadang tanah bergoyang meluluhlantahkan segala hal di atasnya; they do what needs to be done, inilah Dharma.
Dokter mengerat tubuh pasen untuk mengoperasi, mengeluarkan isinya jika perlu; atau gynecolog (maaf) merogoh alat reproduksi istri orang untuk memeriksa -suaminya tidak marah, malah membayar dokter tersebut. Militer menenggelamkan kapal beserta penumpang yang memasuki wilayah kedaulatan negaranya; regu tembak mengeksekusi narapidana yang diputuskan untuk mendapatkan hukum mati oleh hakim dsb. Semuanya adalah tugas, fungsi; inilah Dharma, menjaga dan melindungi keberlangsungan dinamika jagat semesta.
--
Saat ini keseimbangan semesta sedang mengalami instabilitas. Alam semesta secara "otomatis" mengikuti hukum perulangan, looping, perputaran, cycling, inkarnasi, akan kembali menyeimbangkan dirinya; sehingga segala hal, termasuk manusia harus mengikuti skenario ini, yakni melaksanakan Dharma. Melaksanakan fungsi dan tugas masing-masing "se-profesional" mungkin.
Yang jadi pejabat, jadilah pejabat yang baik dan jujur, yang jadi dokter, jadilah dokter yang misi utamanya adalah menyembuhkan pasen, jadi petani jadilah petani yang baik, demikian pula yang jadi seniman, bankir, pegawai negara dsb, laksanakan sesuai dengan standard operating procedure yang telah menjadi kesepakatan bersama.
***
_ /|\ _