Pendahuluan
Setiap kehidupan manusia maupun hewan tidak pernah luput dari berbicara.hanyasanya cara berbicara hewan dan manusia itu sangat berbeda.hewan mempunyai bahasa dan gaya bicara yang hanya di ketahui sekelopok hewan tersebut,sedangkan manusia mempunyai bahasa yang hanya di mengerti manusia saja. Bahasa adalah sebagai alat komunikasi dalam ranggka memenuhi sifat manusia sebagai makhluk sosial untu berinteraksi dengan sesama manusia. Dengan kemampuan teknologi masa kini dan ilmu pengetahuan manusia dituntun untuk berbicara dan berbahasa yang baik dan benar.seseorang yang mempunyai kemampuan baik dalam berbahasa akan lebih mudah menyerap dan menyampaikan informasi dengan baik dan benar secara lisan maupun tulisan.
Ada 4 aspek keterampilan dari berbahasa yaitu menyimak,berbicara,membaca dan menulis. Salah satu aspek berbahasa yang harus dikuasai oleh mahasiswa adalah berbicara. Karna keterampilan berbicara dapat meunjang keterampilan yang lainnya.namun berbicara secara formal memerlukan latihan dan pengarahan yang intensif. mahasiswa harus lebih tahu bagaimana cara berbicara yang baik dan benar agar pada saat bertemu dengan teman maupun dosen bisa mengerti apa maksud dari pembicaraan tersebut dan bisa tercapai dengan benar.
Akan tetapi masalah yang terjadi di lingkungan mahasiswa adalah tidak semua mempunyai kemampuan berbicara yang baik dan benar. Padahal jurusan pendidikan di Universitas Pendidikan Ganesha harus dituntut menguasai berbicara karna pada dasarnya para mahasiswa akan dicetak menjadi pengajar.inilah yang akan menjadi pokok pembahasan dalam makalah ini.
Pembahasan
2.1 Hakekat Berbicara
Berbicara secara umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain. (Depdikbud, 19843/1985:7).
“Berbicara pada hakikatnya merupakan proses komunikasi, sebab di dalamnya terjadi pemindahan pesan dari suatu sumber ke tempat lain”. Zamzani dan Haryadi, (1996 : 54).
pada saat berbicara seseorang memanfaatkan :
- faktor fisik yaitu alat ucap untuk menghasilkan bunyi bahasa. Bahkan organ tubuh yang lain seperti kepala, tangan dan roman muka pun dimanfaatkan dalam berbicara.
- Faktor psikologis memberikan andil yang cukup besar terhadap kelancaran berbicara. Stabilitas emosi, misalnya, tidak saja berpengaruh terhadap kualitas suara yang dihasilkan oleh alat ucap, tetapi juga berpengaruh terhadap keruntutan bahan pembicaraan.
- faktor neurologis, yaitu jaringan saraf yang menghubungkan otak kecil dengan mulut, telinga, dan organ tubuh lain yang ikut dalam aktifitas berbicara.
- faktor semantik yang berhubungan dengan kemampuan menggunakan kata-kata .
- faktor linguistik yang berkaitan dengan struktur bahasa selalu berperan dalam kegiatan berbicara.
Tujuan Pembahasan Hakikat Berbicara pada bab ini adalah agar mahasiswa memiliki kompetisi dasar sebagai berikut
- Mahasiswa mengetahui pengertian dasar berbicara
- Mahasiswa mengetahui tujuan berbicara
- Mahasiswa memahami berbicara sebagai suatu keterampilan dan hubungannya dengan aspek keterampilan keterampilan berbahasa lainnya
- Mahasiswa mengetahui konsep dasar berbicara
- Mahasiswa mengetahui jenis-jenis berbicara yang di dasarkan sudut pandang pengklasifikasiannya
Sasaran yang ingin dicapai atau indikator pencapaian setelah pembelajaran adalah sebagai berikut .
- Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian berbicara .
- Mahasiswa dapat menjelaskan tujuan berbicara .
- Mahasiswa dapat memberikan contoh tujuan berbicara .
- Mahasiswa dapat menjelaskan berbicara sebagai suatu keterampilan berbicara .
- Mahasiswa dapat menjelaskan hubungan antar aspek keterampilan berbicara .
- Mahasiswa dapat mengidentifikasikan konsep dasar berbicara .
- Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian setiap konsep dasar berbicara .
- Mahasiswa dapat menyebutkan dasar-dasar pengklasifikasian jenis berbicara .
- Mahasiswa dapat menyebutkan jenis0jenis berbicara .
- Mahasiswa dapat memberikan dua buah contoh jenis berbicara .
2.2 Pengertian Berbicara
Dalam sosiologi ada disebut istilah GREGARIOUSNESS yang berarti naluri manusia yang selalu hidup bersama orang lain.oleh karena itu manusia disebut mahluk sosial.kenyataan ini berlaku baik pada masyarakat tradisional maupun pada masyarakat modern. Dengan demikian dalam setiap masyarakat itu diperlukan ketrampilan berkomunikasi.
Komunikasi dapat di lakukan dengan berbagai cara.ada dua cara komunikasi yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non verbal.
1 . komunikasi verbal dalah menggunakan bahasa sebagai sarana.
Contoh :
- Berbicara dengan seseorang atau kelompok orang
- Mendengarkan radio
- Membaca buku, majalah dan novel,
- Menulis surat lamaran, surat perjanjian jual beli, brosur, dll.
- Berpidato dihadapan orang banyak
2. sedangkan komunikasi non-verbal menggunakan sarana gerak-gerik seperti bunyi bel,bendera,warna,gambar,dan sebagainya.di antara kedua jenis komunikasi itu,komunikasi verbal yang di anggap paling sempurna efesien dan efektif.
Contoh :
- bersalaman
- ekspresi wajah
- nada bicara
Bahasa dapat di bagi menjadi bahasa lisan dan tulisan,maka komunikasi verbal pun dapat dibagi menjadi komunikasi lisan dan komunikasi tulisan.
- Komunikasi lisan : komunikasi lisan adalah komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang saling bertatap muka secara langsung dan tidak ada jarak atau peralatan yang membatasi mereka.
contoh : lisan ini terjadi pada saat dua orang atau lebih saling berbicara/ berdialog, pada saat wawancara, rapat, berpidato.
- Kominukasi tulisan : komunikasi tulisan adalah komunikasi yang di lakukan dengan perantaraan tulisan tanpa adanya pembicaraan secara langsung dengan menggunakan bahasa yang singkat, jelas, dan dapat dimengerti oleh penerima.
Contoh : Komunikasi tulisan dapat berupa surat-menyurat, sms, surat elektronik, dan lain sebagainya
Bila kita analisis “suatu peristiwa berbahasa” atau “a language event” yang terjadi antara sang pembicara(speake)dan sang penyimak(listener) maka terlihat seperti tertara pada GAMBAR 1.
Gambar 1 . Suatu Peristiwa Berbahasa
Jadi berbicara merupakan bentuk komunikasi manusi yang paling esensial,yang membedakan manusia dengan yang lainnya sebagai suatu spesies(Larry king,2003).ujaran(speech) merupakan suatu bagian yang integral dari keseluruhan personalitas atau kepribadian,mencerminkan lingkungan sang pembicara,kontak-kontak sosial,dan pendidikannya.Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi- bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan,menyatakan serta menyampaikan pikiran,gagasan dan perasaan(Tarigan,1981).
Interaksi antara pembicara dan penyimak ada yang langsung dan ada pula yang tidak langsung.
2.3 Tujuan Berbicara
Berbicara sebagai suatu aktivitas berbahasa tentu mempunyai tujuan tertentu. Tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efekif, maka seharusnyalah sang pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikansikan; dan ia harus mampu mengevaluasi efek . komunikasinya terhadap (para) pendengarnya ; dan ia harus mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari segala situasi pembicaraan , baik secara umum maupun perorangan
Peristiwa berbicara akan berlangsung apabila dipenuhi sejumlah persyaratn antara lain ;
- Pengirim: orang yang menyampaikan pesan
- Pesan : isi pembicaraan
- Penerima : orang yang menerima pesan
- Media: bahasa lisan
- Sarana : waktu, tempat, suasana, peralatan yang digunakan dalam penyampaian pesan
- Interaksi: Searah , dua arah,atu multi arah
- Pemahaman : ada saling mengerti
Apabila proses pengirim itu berlangsung dengan baik maka akan terjadi pemahaman kualitas pemahaman bisa terjadi sebagai berikut:
- Baik : pesan yang dikirim sama dengan pesan yang diterima
- Sedang :pesan yang diterima agak mendekati pesan yang dikirim
- Jelek :pesan yang diterima hanya sedikit persamaannya dengan yang dikirimkan.
Kualitas pemahaman yang terjadi sangat ditentukan oleh keterampilan atau kemampuan pembicara dalam menyampaikan gagasan melalui penggunaan bahasanya.
Dari penjelasan, uraian dan contoh-contoh tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan.
.
Pada dasarnya berbicara mempunyai tiga tujuan umum yaitu :
- Memberitahukan , melaporkan (to inform)
- Menjamu, menghibur (to intertain)
- Membujuk, mengajak, mendesak , meyakinkan (to persuade)
Dari tiga tujuan umum tersebut kalau diuraikan lebih rinci, ,maka tujuan berbicara akan dapat menjadi lima yaitu :
- Menghibur : Berbicara menghibur biasanya bersuasana santai, rileks, dan kocak. Soal pesan bukanlah tujuan utama. Namun bukan berarti berbicara menghibur tidak dapat membawakan pesan. Dalam berbicara menghibur tersebut pembicara berusaha mambuat pendengarnya senang gembira, dan bersuka ria.
Contoh jenis berbicara menghibur ini, antara lain : lawakan, guyonan
- Menginformasikan : Berbicara menginformasikan bersuasana serius, tertib, dan hening. Soal pesan merupakan pusat perhatian, baik pembicara maupun pendengar. Dalam pembicara menginformasikan pembicara berusaha berbicara jelas, sistematis, dan tepat isi agar informasi benar-benar terjaga keakuratannya. Pendengar pun biasanya berusaha menangkap informasi yang disampaikan dengan segala kesungguhan.
Beberapa contoh berbicara informasi ini adalah :
- Seorang ketua PKK menerangkan dengan rinci bagaimana cara merangkai -bunga didepan ibu-ibu anggota PKK.
- Penjelasan PPL didepan kelompok tani
- Penjelasan instruktur pada siswanya
- Menstimulasi : Berbicara menstimulasi bersuasana serius, kadang-kadang terasa kaku. Pembicara berkedudukan lebih tinggi dari pendengarnya. Dalam berbicara menstimulasi, pembicara berusaha membangkitkan semangat pendengarnya sehingga pendengar itu bekerja lebih tekun, berbuat baik, bertingkah laku sopan dan belajar lebih berkesinambungan. Pembicara biasanya dilandasi oleh rasa kasih sayang, kebutuhan, kemauan, harapan, dan inspirasi pendengar. Beberapa contoh berbicara menstimulasi tersebut, antara lain :
- Nasehat guru terhadap siswa yang malas, melalaikan tugasnya
- Pengajaran ayah kepada anaknya yang kurang senonoh
- Nasehat dokter kepada pasiennya
- Meyakinkan : Berbicara menyakinkan bertujuan menyakinkan pendengarnya. Bersuasana serius, mencekam, dan menegangkan. Melalui keterampilan berbicara, pembicara berusaha mengubah sikap pendengarnya dari tidak setuju menjadi setuju, dari tidak simpati menjadi simpati, dan sebagainya. Dalam berbicara menyakinkan itu, penbicara harus melandaskan pembicaraannya kepada argumentasi yang nalar, logis, masuk akal, dan dapat dipertanggungjawabkan dari segala segi. Beberapa contoh berbicara meyakinkan, antara lain :
- Pidato petugas KBN di depan masyarakat yang anti keluarga berencana
- Menggerakkan : Berbicara menggerakkan, juga menuntut keseriusan baik dari segi pembicara maupun dari segi pendengarnya. .Pembicara dalam berbicara mendengarkan haruslah berwibawa, tokoh, idola, panutan masyarakat.
Contoh :
- pidato bung karno saat proklamasi .
- Bung Tomo pahlawan yang dapat membakar semangat emosi para pemuda di Surabaya pada tanggal 10 november 1945
Dalam aktivitas berbicara,seorang pembicara walaupun sudah mempunyai tujuan tentu dalam berbicara tidak tertutup kemungkinan menggunakan gabungan ataau campuran dari beberapa tujuan yang ada.
2.4 Hakikat Penguasaan Berbicara
Pada hakikatnya berbicara tidak lepas dari penggunaan diksi yang baik , benar dan jelas .
Penguasaan Diksi adalah penguasaan terhadap proses yangberkaitan dengan pemilihan dan penggunaan kata dalam kegiatan berbahasadengan memperhatikan aspek ketepatan dan kesesuaian serta kecermatan yang di dalamnya meliputi: pemahaman terhadap perangkat kebiasaan,memperhatikan kaidah makna, memperhatikan kaidah sosial pemakaian danragam pemakaian, dan memperhatikan aspek gaya .
Berbicara sebagai kegiatan berbahasa yang aktif- produktif tidak hanya menuntut semua aspek kebahasaan yang meliputi tata bahasa dan pelafalan, melainkan menuntut pula aspek isi atau pesan pembicaraan yang dianggap lebih penting. Faktor lain yang diduga menjadi penyebab rendahnya terhadap kemampuan berbicara adalah kurangnya penguasaan terhadap aspek diksi. Penguasaan terhadap aspek diksi menjadi hal yang mendasar pula. Kegiatan berbicara ada bermacam-macam, antara lain bercakap-cakap, bercerita, berwawancara atau bertanya jawab, pembawa acara, berceramah, berdiskusi, dan berpidato. Jadi, kegiatan berbicara yang juga dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia selain diskusi dan pidato adalah bercerita. Penguasaan kata-kata untuk kepentingan-kepentingan tertentu memerlukanketerampilan tersendiri. Kita dituntut untuk memilih penggunaan kata sesuai dengansituasi, konteks, dan kepentingan. Tujuannya tiadak lain agar apa yang kitasampaikan dapat terekspresikan secara tepat, efektif, dan efisien.
Penutup
Pada dasarnya berbicara adalah hal mutlak yang setiap manusia . Tanpa berbicara mereka tidak akan mengerti bahasa . Sebelum mengenal bahasa manusia hanya bisa berbicara dengan apa yang mereka dengar . Begitu juga dengan mahasiswa . Mereka harus lebih banyak membaca agar mereka bisa menguasai wawasan yang lebih luas agar bisa menyampaikan ilmu yang kita dapat dari membaca dengan cara berbicara melalui bercakap-cakap , presentasi , tanya-jawab dan masih banyak lagi . Dengan membaca mungkin bisa menjadi salah satu hal yang bisa mendorong mahasiswa berbicara dengan baik .
Pustaka
Drs.I Wayan Wendra , M.Pd . 2013 . Keterampilan Berbicara .
http://fachryna.blogspot.sg/2010/03/contoh-komunikasi-verbal-dan-non-verbal.html
http://datarental.blogspot.sg/2008/04/berbicara.html
http://www.scribd.com/doc/121950634/PROP-QA-doc
Komentar
Tulis komentar baru