Skip to Content

Desember 2012

Dilema

berdiri tegak lurus di persimpangan jalan

memilih arah mata angin yang tepat, sekedar

untuk menerbangkan layang-layang cita-asa

pada waktu yang singkat untuk melumat

bintang dan langit

bintang dan langit

oleh bintang bersinar

Sinar bintang temani ku dalam gelap,

mengenang indahnya senyum mu,

Pagi ini sepi

Pagi ini sepi…

Berteman sunyi dengan mentari…

Berjalan di sudut tepi yang belum terbangun mimpi

Mencari-cari arti yang belum terpahami…

 

Jalan Gelap

Kau begitu liar padahal ku labuhkan rinduku padamu kau halalkan segala demi mimpimu

12.12.2012

entah dimana para pendusta membaca takdir dunia

ataukah sekedar menerka

entahlah

mungkin hanya cari sensasi saja

12.12.2012 lewat sudah

Sewindu tsunami Aceh

Rasanya baru kemarin aku terharu dan membatu di antara jutaan karang yang diantar di depan pekarangan rumah lewat gulungan dan amarah samudera….

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (2)

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (2)

mardiana-kappara.blogspot.com - Begitu nyenyak barangkali aku telah tertidur. Sebuah tepukan lembut di pipiku memberikan kesadaran yang entah seberapa lama mengambang di udara.
"Anda sudah tiba, bu," sebuah teguran ramah perempuan berseragam putih seterbukanya mataku.
"2005?"
Dia mengangguk dengan tetap tersenyum.

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (1)

Novel : Perempuan Dalam Kurungan Waktu (1)

mardiana-kappara.blogspot.com - Belajar membuat novel. Mungkin belum pantas disebut novel. Anggap saja CERBUNG (Cerita Bersambung) di blogku mardiana-kappara.blogspot.com

"Sudah bulat betul niatmu ini?"
Laki-laki itu menatapku tajam.
Raut wajahku tak bergeming. Sedikitpun aku tidak merasa kasihan.
"Anak-anak bagaimana?'
Aku mendengus pelan.

Perempuan Sederhana Itu Kupanggil Ibu

Perempuan biasa nan sederhana itu ku panggil ibu 



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler