Skip to Content

Februari 2014

BANDA ACEH DIDORONG JADI KOTA SASTRA

Para sastrawan Aceh berdialog membahas status Hamzah Fansuri, Abdurrauf, dan Arraniry di Banda Aceh, Sabtu, 23 Februari 2013. Dialog yang berlangsung di The Stone Coffee ini mengetengahkan pembicara Dr Syarifuddin dan Hermansyah serta dipandu Teuku Kemal Fasya.

TERKAIT PELUNCURAN BUKU “33 TOKOH SASTRA PALING BERPENGARUH”; CECEP SYAMSUL HARI MUNDUR SEBAGAI REDAKTUR HORISON

Penyair Cecep Syamsul Hari hari ini, Kamis, 16 Januari 2014, mengirim surat terbuka kepada Pemimpin Redaksi Horison, Jamal D. Rahman. Cecep menyatakan mundur dari majalah sastra itu. Langkah mengundurkan diri itu dilakukan karena kontroversi buku 33 Tokoh Sastra Indonesia Berpengaruh yang memasukkan Denny JA, seorang konsultan politik, dalam jajaran tokoh itu.

PEMENANG KLA 2013 AFRIZAL MALNA DAN LEILA CHUDORI

Buku puisi “Museum Penghancur Dokumen” karya Afrizal Malna dan novel Pulang karya Leila S. Chudori memenangkan Khatulistiwa Literary Award 2013. Penyerahan penghargaan itu dilakukan di Atrium Plaza Senayan, Jakarta, Selasa malam (26 November 2013). Kedua karya itu berhasil menarik perhatian juri dari lima karya yang masuk lima besar untuk masing-masing kategori.

SENIMAN ACEH GAGAS TUGU HAMZAH FANSURI

Musyawarah kedua untuk membicarakan rencana pembangunan Monumen atau Tugu Hamzah Fansuri dilanjutkan pada Selasa 5 Nopember 2013 di Aceh Community Center (ACC) Sultan II Selim Banda Aceh. Acara tersebut dilaksanakan oleh Forum Khasanah Raja-raja Aceh bekerjasama dengan Pusat Kebudayaan Aceh Turki (PuKAT).

SASTRAWAN ACEH DEKLARASIKAN HARI SASTRA

Sastrawan Aceh akan mendeklarasikan hari sastra Aceh di Auditorium Ali Hasymi, Banda Aceh, pada 11 Mei 2013. Pendeklarasian Hari Sastra Aceh dilakukan untuk melengkapi sejarah sastra Asia Tenggara yang telah dimulai oleh Hamzah Fansuri. Pada saat bersamaan akan didiskusikan pula novel Teuntra Atom karya Thayeb Loh Angen.

DISKUSI BUKU KEKERASAN BUDAYA PASCA 1965

Gerakan Literasi Indonesia mengadakan serial diskusi kedaulatan #2 dengan tema Kedaulatan Kebudayaan. Kali ini membahas buku “Kekerasan Budaya Pasca 1965″ karya Herlambang Wijaya. Acara tersebut digelar pada Senin, 3 Februari 2014 pukul 19.30 WIB di Warung Kopi Lidah Ibu, Jalan STM Pembangunan Gang Surya No. 9 D, Mrican, Yogyakarta.

Kodrat

Pecahan garis tangan Adalah lembaran  Kemaren dan esok

Serah Diri

Mari, Kemarilah!

kemarilah, sayang!

ku pakaikan selendang biru ini di bahumu.

ku kalungkan jantungku di lehermu.

ku lilitkan cincin bertuah ini di jarimu.

kemarilah, sayang!

Kebesaran Mu

Tanpa daya dan upaya ku bersimpuh padaMu.
Tertunduk lemah dibawah kuasaMu.
Selalu merindu akan keagunganMu.
Hasrat tuk mengharap ridlo Mu.

Jalan yang kau beri ku telusuri.



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler