Skip to Content

Februari 2014

PUISI-PUISI DAMIRI MAHMUD

DI MUSIUM KESENIAN ISLAM MALAYSIA,1

aku menangis
di atas mangkuk seorang darwisy

begitu mahal
sepotong roti
nista dunia
engkau tadahkan

tertatih antara kota
padang safara
berlapik khirka tua
menyingkir kemilau istana

zikir sepanjang jalan
sepanjang usia
rindu menuju tuhan

PUISI-PUISI AD. DONGGO

AKU TAK SANGGUP

Sungguh, aku taksanggup menata kata jadi bait sajak inginku membajak lagi seperti dulu bapak mengajarku

Antara mata bajak dan kekuasaan mana yang selalu mengalirkan darah betapa kuharus merangkainya dalam bait-bait sajak sungguh aku taksanggup nuraniku nurani petani

PUISI-PUISI ALEX R. NAINGGOLAN

TIBA-TIBA
tiba-tiba, engkau datang
membawa pagi yang lama hilang
dari tubuhku
memelukku dengan birahi yang masih sesegar embun
dan aku lupa tentang usia
yang lama berkerumun

tiba-tiba, engkau menghilang
meninggalkan malam yang cemas
dan aku terlepas dari kenangan
lalu aku merasa begitu tua
sepuh tumbuh di dalam tubuh

PUISI-PUISI HUMAM S. CHUDORI

JANGAN KAU TANYA
jangan kau tanya di mana kini aku ada
sebab aku tengah mencari keberadaan-Nya
yang belum kutemukan di peta mana
pada ribuan koleksi peta yang ada
dalam otak di tiap belahan kepala

jangan kau tanya ke mana aku mencari-Nya
sebab sedang kucaricari itu alamat
yang mungkin tak pernah tercatat,

PUISI-PUISI LAMHOT SUSANTI HS

SURAT KABAR

Pagi tadi,

seorang gelandangan

 terpaksa digelandang

ke tahanan

karena lancang berkata:

-aku ingin memiliki wajah seperti tuan-

PUISI-PUISI PANDAPOTAN MT. SIALLAGAN

SAJAK NIKAH
: hanna p

jika kita menikah, aku ingin anak-anak kita lahir jadi burung
dan membangun sarang di rambutmu. hidup pasti tak pernah sepi
akan selalu kutemukan engkau dengan sanggul yang penuh cericit
seperti memasuki lagi masa kanak-kanakku di dusun terpencil
selalu kutiup seruling di situ, mengiringi burung-burung bernyanyi

PUISI-PUISI SIHAR RAMSES SIMATUPANG

NARASI SENJA MENGHILANG
"biarkanlah aku menjadi senja yang akan memucat setiap kau tutup jendela".
sebab senja adalah kematian yang manis. epilog bagi kelelawar dan derit engsel jendela untuk mencabut cerita yang sudah tidak bermakna.

PUISI-PUISI SENO GUMIRA AJIDARMA

HARI INI SEPERTI JUGA KEMARIN
hari ini seperti juga kemarin
tak lagi terbandingkan, antara nasib antara sepi
kemudian rawan, jatuh di bumi
lantas seperti kemarin-kemarin : matahari pagi
yogya 1976

SAJAK MALAM
setelah usai,
dentang jam dinding duabelas kali
yogya 1976

PUISI-PUISI SAINI KM

BENDERA DARAH DAN AIR MATA KAMI
Telah kami pertahankan bagimu suatu ruang di langit
Berkibarlah s'lalu ! lambailah angkatan-angkatan yang akan datang
dari ufuk sejarah. Biarlah mereka tengadah padamu senantiasa
Bawah hujan darah, bawah taufan api !



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler