Skip to Content

April 2014

PELANGI

“Pelangi!! Ayo kesini! Hujannya lumayan deras nihh! Nanti sakit loh!” teriakku sekencang – kencangnya ke arah Pelangi yang dari tadi mengincar air hujan yang berjatuhan. “ Bentar donk! Lagi seru main sama air nih! Lagian kalo disitu nanti kita ga bisa lihat pelangi tau!” balas pelangi dari kejauhan. Aku segera mendatanginya.

PUISI

Di Balik Pesta Demokrasi

 

Satu abad adalah usia lelaki pengidap kista

Yang terbaring di rumah bambunya

 

Ia berharap di rumahnya

Ada jejak tapak kaki orator yang sedang berorasi,

mengumbar janji pada semut-semut

untuk melakukan restorasi

 

Lelaki tua itu yakin,

Gerimis

Gerimis mencubit-cubit rupaku

Siank itu, di sebuah bandara

Dimana engkau memastikan kehadiran cerah

Yang nyatanya banyangannya saja enggan hinggap di kepalaku

Karena Kasihmu

Kasihku, aku menjadi terang karena cintamu seterang lampu kamarku

Lampion-lampion menyala, cahyanya membias berlarian ke mana-mana

Malam benderang bertabur kerlip bintang

Catatan Harian

Aku masih tersalib kaku di ranjang bisu

Hanya angan yang mengawan

Menembus langit langit

 

Siang menggelegak

Matari mengobarkan api tanpa ampun

Kepada Matahari

 

 

Aku bertanya: Apakah matahari sudah puas menertawakanku?

Dan sampai kapan kau mengobarkan api dan sembilu padaku?

 

HANYA KAU DAN AKU

mengalun siulan angin

berbaling api

tubuh terbakar

amuk badai bergelora

napsu berkait

gairah gila di kaki langit

 

28 days

Kacau Ku Kau . .

pada rindang mata yang bergelayut, ku ber - "selamat malam"

pada kaska ataupun kata yang tak ku temui maknanya, ku ber - "selamat datang"

POLITIKUS BUSUK

Wahai para pemimpin negri, wahai para negarawan, wahai para politikus busuk

lelah kami dengan hingar-bingar politik di negri ini, lelah lahir dan bathin



Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler