kuiris tipis puisiku
di dapur tak ada bawang
ataupun cabai
kugoreng puisiku
tetapi rasanya
ah tak dapat dirasa
di televisi kuikuti
DOA AKHIR TAHUN
perlahan tapi pasti kau terus merayap
bersama gelindingnya mentari berganti rembulan
rembulanpun berganti dalam senyap
penghujung tahun datang hendak berpamitan
Satnya merenung, merefleksi diri
adakah tercapai apa yang pernah menjadi harap
banyak asa dan cita terpatri
Sesaji di pasang
pawang hujan bergoyang
'menari seperti kuda kepang
Sebuah detik, pada jam, hari dan cuaca yang persis,
saat dimana arwah-arwah laut, pernah
bangkit menjadi ombak-ombak air mata
Tsunami di Aceh ketika dikenang
bekas luka-lukanya masih berkoreng
dahsyat ombaknya masih terbayang
jerit tangis pun masih terngiang
cahaya mercu suar di laut kehidupan
sebuah hikmah berada di ruang kearifan
timbul-tenggelam dan kadang tersamarkan
siapa memupur wajah senja
langit berselendang gemawan jingga
ku lepaskan sayapku terlukaku berjalan dengan satu sayapbertahanku tlah hentibahagiaku tlah berlalu
sebutir biji anggur rekah seusai dicampakkan dikubur dalam kematiannya tumbuhlah benih kehidupan
merambat akar di kedalaman menancap kuat menopang yang tumbuh di atas tanah gembur
Komentar Terbaru