Semilir angin malam yang menyapa sepiku
Terdiam di pembaringan dalam lamunanku
Kata hati merangkai bahasa jiwa
Nopember berlalu hamparkan dingin kian membeku
Angin dan hujan ikut bersekutu bawakan gigil yang membiru
Dan aku masih terpaku bisu di pintu Desember yang menunggu
Senja berlalu, Yudisthira masih berdiri memandang jasad kurawa
Genggam tangan tak sedikitpun terbuka, gemetar, tangisnya tak bersuara
Dibawah garis gerimis
Dengan payung pelangi
Perempuan berkerudung jingga
berbisik pada sahabatnya
"Ayo pergi, dia melihatku, aku takut"
Di keheningan malam, dingin nan sepi
Rajut renung dalam kesendirian jiwa
Ragamu melintas dalam pikirku
Rasa ingin hadirnya kasihmu
Jarum tua itu masih seperti biasa
bergerak bersahaja 6 derajat-6 derajat
Membalas salam matahari
dan embun terakhir
yang tak kau mengerti bahasanya
Lingkaran pelangi yang mewarnai hari
Ciptakan indahnya damai di hati
Di alur waktu yang kita jalani
Walau hanya setetes engkau biaskan embun di hati
Doaku menjelma burung layang
tak kunjung terbang, diombang ambing
oleh angin yang kian asing
Kerikil dan batuan tebing
Komentar Terbaru