Kulewatkan basahnya jalanan pagi ini
Kutepiskan linang hujan yang baru berlalu
Aku masih nyaman dalam tidur
Kebetulan hari ini aku tak berkarier
Aku sedang lelah
Pagi mendung bergelayut di punggung kabut
Hembusan angin pelan menyapaku
Dingin aku menggigil
Berselimut rindu berbalut resah
Pelukmu hilang tersapu embun
KETIKA SEMUA TERSEMATKAN,
NANTI PAGI.
ADALAH SEPERTI HUJAN YANG SEJUK
Jarum tua itu masih seperti biasa
bergerak bersahaja 6 derajat-6 derajat
Membalas salam matahari
dan embun terakhir
yang tak kau mengerti bahasanya
"Berambisila
Bismillah...
Hampir tiap awal hari di mulai dengan bersujud,
Menarikan lagu pada ayat-Mu,
Sesekali, pun merekam jejak pada samudra ilmu-Mu
Dari lelah yang terbang bersamanya
Kau hidupi waktu yang memburu
Patahan mimpi pagi hari
Terseok menghitung kaleng-kaleng langit
Lingkar kalkulasi asap jalanan
Kau tahu, bagaimana ketika kau merasakan manis pada hamparan garam di sisi lautan?
Bisakah kau rasakan, bagaimana dinginnya api yang akan membakar Nabi Ibrahim AS?
Komentar Terbaru