Aku benamkan asmaradahana ke dalam salju biar beku
Aku dari wajah sayu berpedang tajam berpaling
di papan berdaging pisau pencincang menari lincah
melumat halus gundukan daging-daging hidup mentah
(untuk SITI SUNDARI)
di tamanmu yang indah lemah gemulai engkau menari
Ketika cinta mendekap erat dalam rindu yang menusuk
Engkau rubuh tersungkur terjengkang telentang rebah
Ketika gunung cinta runtuh kawah hasrat menggelegak
Maka dekap jadi celaka dan peluk menjadi kutuk
semburat cahaya singgah indah di gunung
menyepuh pucuk dan dedaunan jadi mandi jingga
Demi mata dalam pandang cinta dan rindu seluruh
Begitulah aku dan gambarku satu pandang dalam abdi
sama terbakar hangus berdua dalam badai
gugur kesetiaan dalam dosa terbuai
tak peduli kegelapan esok menyeringai
Di saung lesung ayam jantan ayam betina
Sepi kokok sepi kotek alu dihentak
Menumbuk tanpa padi anak petani gila
Seperti sebelumnya kali ini kembali kulihat matahari jatuh
Dari nun langit jauh jatuh ke langit dekat langit yang usang dan lusuh
Komentar Terbaru