Jakarta – Penulis dan dosen Roby Irzal Maulana, yang dikenal melalui karya-karyanya seperti Pedang Api Mahameru, menyampaikan kritik tajam terhadap rendahnya minat baca dan literasi di kalangan anak muda Indonesia. Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, Roby menekankan pentingnya literasi sebagai fondasi bagi kemajuan bangsa, dan ia khawatir generasi muda saat ini sedang kehilangan daya baca dan semangat untuk mengeksplorasi dunia melalui buku.
Literasi yang Terpinggirkan di Era Digital
Menurut Roby, meski Indonesia telah berkembang pesat dalam bidang teknologi dan akses informasi, ironi terbesar justru terjadi pada dunia literasi. "Anak muda sekarang lebih banyak menghabiskan waktu di media sosial, tapi sangat minim yang benar-benar tertarik untuk membaca buku, baik fiksi maupun non-fiksi," ujar Roby dalam wawancara tersebut.
Ia juga menyebutkan bahwa teknologi seharusnya tidak menjadi penghalang bagi perkembangan literasi, tetapi justru alat untuk memudahkan akses ke berbagai literatur. Sayangnya, minat baca di kalangan generasi muda malah semakin merosot. "Dunia digital seharusnya memperkaya literasi, tapi yang kita lihat adalah generasi yang lebih sibuk menggulirkan layar ponsel daripada membuka buku atau membaca karya bermutu," tegasnya.
Pengaruh Rendahnya Literasi terhadap Daya Pikir Kritis
Roby juga menyoroti bahwa rendahnya minat baca ini berdampak pada kemampuan berpikir kritis anak muda. Menurutnya, literasi tidak hanya soal kemampuan membaca, tetapi juga memahami, menganalisis, dan mengevaluasi informasi yang didapat. "Tanpa literasi yang baik, sulit bagi kita untuk menghasilkan generasi yang kritis dan inovatif. Mereka menjadi rentan terhadap informasi yang tidak akurat dan hoaks," katanya.
Dalam dunia akademik, Roby sering melihat mahasiswa yang lebih suka mencari informasi instan di internet tanpa memperdalam kajian dari sumber yang kredibel. "Banyak mahasiswa saya mengandalkan artikel singkat dari internet untuk mengerjakan tugas, tanpa mencari referensi dari buku-buku ilmiah atau sumber terpercaya lainnya. Ini menunjukkan bagaimana literasi mereka belum benar-benar berkembang," tambahnya.
Peran Sekolah dan Keluarga dalam Meningkatkan Literasi
Roby menekankan bahwa tanggung jawab untuk meningkatkan literasi tidak hanya berada di tangan anak muda itu sendiri, tetapi juga pada institusi pendidikan dan keluarga. Sekolah-sekolah perlu lebih aktif dalam menanamkan budaya membaca, sementara keluarga harus menciptakan lingkungan yang mendukung kegiatan literasi.
"Guru dan orang tua memiliki peran vital dalam membangun minat baca sejak dini. Di rumah, anak-anak harus terbiasa dengan buku, bukan hanya ponsel. Di sekolah, literasi harus menjadi bagian integral dari kurikulum, bukan sekadar pelajaran Bahasa Indonesia yang formalitas," ujarnya.
Upaya dan Harapan Roby Irzal Maulana
Sebagai penulis, Roby telah melakukan berbagai inisiatif untuk mendorong minat baca di kalangan anak muda. Salah satu upayanya adalah melalui karya-karya fiksi yang memadukan tema-tema menarik dengan pesan-pesan moral yang kuat, seperti yang terlihat dalam novel Pedang Api Mahameru. Ia berharap novel-novel seperti ini dapat menginspirasi generasi muda untuk kembali mencintai dunia literasi.
Selain itu, Roby juga sering terlibat dalam berbagai diskusi dan seminar tentang literasi, di mana ia berbicara tentang pentingnya membaca buku sebagai sarana untuk memperluas wawasan. Melalui klub penulisan Club Dialektika, yang ia dukung, Roby juga aktif membantu mengembangkan bakat menulis dan membaca di kalangan generasi muda, dengan harapan dapat membangun budaya literasi yang lebih kuat di Indonesia.
"Literasi adalah kunci untuk masa depan bangsa yang lebih baik. Anak muda kita harus diberi dorongan dan contoh untuk kembali mencintai membaca, agar mereka bisa menjadi generasi yang berpengetahuan luas, kritis, dan siap menghadapi tantangan global," tutup Roby.
Dengan kritik tajamnya terhadap kondisi literasi saat ini, Roby Irzal Maulana berharap akan ada perubahan signifikan di masa depan, di mana membaca menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari anak muda Indonesia, sehingga mereka mampu menjadi generasi penerus yang cerdas dan berwawasan luas.
Komentar
Tulis komentar baru