pilok merah
oleh: Salman Imaduddin
pilok merah adalah saksi
nurani marah tak bisa dikibuli
hati membara darah mendidih
tubuh gemetar gelisah berdiri
soal asmara nanti saja, soal kerja pasti terlaksana
tapi, lihatlah di depan mata
bajingan-bajingan itu meludahi kita!
liurnya najis terbuat dari dusta!
mengotori segala wajah
wajah yang tangis
wajah yang tertawa
wajah yang Lelah
wajah yang lelap
wajah yang taqwa
wajah yang lupa
wajah-wajah kita yang marah,
tetapi dianggap sampah!
dianggap sampah!
dianggap sampah!
dianggap sampah yang berserakan
dianggap akan hangus dibakar waktu, menjadi abu
hilang berlalu
bendera warna-warni mengibarkan tipu daya
merusak angin mencipta polusi
memedihkan mata
menyumbat telinga
hidung mampet gagal mencium bau busuk “pembangunan”
bajingan-bajingan itu meludahi kita!
liurnya najis terbuat dari dusta!
mengotori segala wajah
wajah yang tangis
wajah yang tertawa
wajah yang Lelah
wajah yang lelap
wajah yang taqwa
wajah yang lupa
wajah-wajah kita yang marah,
tetapi dianggap sampah!
dianggap sampah!
dianggap sampah!
mereka tak tahu rasanya kelaparan
dalam bayang-bayang harga
minyak, beras, sayur dan segala yang menghina keringat hari kerja
mereka tak mau tahu
rasanya mendengar sirine listrik mencekam
mengancam lelap satu keluarga
mereka melecehkan kehidupan
atas nama kemajuan
pilok merah adalah saksi
adalah suara
adalah tanda
bahwa bajingan itu adalah mereka!
Depok 23 Agustus 2024
Komentar
Tulis komentar baru