melepas kusam di wajah
terbawalah segala beban
gemerucuk air menuju ke aliran
menuju tanah dan akar pepohonan
bumi terus menerus merindunya kembali
tak pernah selesai meski berbagi
dengan panas mentari
angin mengibas pergi
mengusir pelik metropolitan
sebab waktu, pangan, kendaraan, kemewahan, pergaulan, dan bangkai saudara se-makhluk ciptaan Tuhan
selalu berkejaran. kadang beriiringan. kadang bersapaan.
dalil gono gini peraturan tanpa pijakan tanpa keniscayaan, menunjukkan kenyataan
bahwa kepulan asap kota adalah penuntun kehidupan
debu-debu dan pembangunan adalah penuntut kehidupan
semua penuh sesak dalam pikiran dan harapan, berhimpitan, bertabrakan
lalu pertanyaan
kapankah berakhir?
akan berakhir ketika
kesunyian adalah dambaan
kebisingan telah redam
segala rakus yang menggrogoti watak
akan rontok perlahan
saat itu sejuk dan nafas kerendahan
hadir di selasar dingin yang menyentuh wajah
menenangkan jasad dan jiwa tamak pelesiran
Depok, Juli 2024
Komentar
Tulis komentar baru