JANGAN GAMANG
Selain pikiran dan perasaan yang ditambah dengan dorongan bakat, kata-kata adalah modal utama bagi penulis, apakah itu pemula atau bukan pemula.
Dengan memilah kata para penulis mencurahkan isi hati untuk mengungkap dialog pikiran dan perasaannya yang kemudian menjadi karya tulis atau gubahan bagi para penikmatnya.
Para penggubah puisi bentuk 4334 dan 437 hampir semua tampak gamang ketika memulai. Ini tidak mengherankan karena 4334 dan 437 merupakan gubahan yang terikat oleh patokan atau aturan.
Kegamangan ini tampak pada gubahan-gubahan awal. Baris-baris pada baitnya muncul sebagai kalimat tunggal yang –tidak semuanya- kaku. Padahal pada bentuk 4334 memberi kebebasan sepenuhnya dalam pemakaian kata. Tidak masalah selama baitnya 4334 dan baris-baris yang tercipta tetap terhubung dalam sajak-sajaknya.
Cahayati, belum lama ia kenal dengan 4334. Gubahannya sudah banyak. Adakalanya gubahan Cahayati terasa lepas, ada juga yang terasa kaku yang tampak pada baris-baris kalimat tunggal.
Penulis mencoba mengembangkan kalimat-kalimat Cahayati menjadi kalimat yang tidak pendek. Ada sisipan pada setiap baris sehingga HARI INI Cahayati tidak tampak kaku.
Berikut ini ada 2 HARI INI. Yang pertama murni gubahan Cahayati sedangkan yang kedua penulis ubah. Penulis tidak bermaksud mengecilkan arti karya Cahayati. Hanya ingin memberi arahan agar tidak gamang dalam menggubah bentuk 4334 dan/atau 437.
202101100636 Kotabaru Karawang.
HARI INI Cahayati
Mendung kian tebal menghitam
Laksana gelap mencekam
Dalam resah rindu dendam
Detak jantung asa memendam
Langit masih berkabut misteri
Serupa impian mati suri
Sunyi sepi sendiri
Bersama gejolak membara
Hati berkecamuk remuk jiwa
Penantian panjang tak kunjung tiba
Adakah setitik sinar menyambut
Memberi rasa nan bergelayut
Berharap datangnya kasih pujaan
Seindah syair sang pujangga impian
Surabaya, 09012021
HARI INI Cahayati
Mendung yang memeluk kalbu kian tebal menghitam
Laksana bayangan gelapnya mencekam
Dalam resah gelisah rindu memupuk dendam
Detak jantung melukis jutaan asa memendam
Langit masih hitam masih berkabut misteri
Serupa impian semua hampa mati suri
Sunyi mencekam sepi menggiring terasa sendiri
Bersama gejolak hasrat yang selalu membara
Hati berkecamuk haru biru meremuk jiwa
Penantian tak berujung yang ditunggu tak kunjung tiba
Adakah setitik sinar yang akan menyambut
Memberi rasa damai pada rindu yang bergelayut
Berharap datangnya kekasih yang menjadi pujaan
Seindah bait-bait syair sang pujangga impian
Surabaya, 09012021
Tulis komentar baru