Skip to Content

Kepada Kamu, Sebuah Nama di Lubuk Hati

Foto Aral
files/user/5270/aral.jpg
aral.jpg

Kepada kamu, yang sibuk mencari cara untuk mengobati rindu sepanjang hari, membongkar-bongkar buku kenangan demi sekadar menatap rupa wajah saya. Atau untuk sekadar mengingat-ingat baju warna apa yang saya kenakan saat pertemuan terakhir kali. Ah, apakah  kita terlampau jauh untuk saling bertatatap muka?  Dan  ketika menemukan kenangan-kenangan yang yang kamu cari pada salah satu lembarannya, ada sesak di hatimu, pun juga rasa sesal yang kamu tidak tahu harus berikan kepada siapa.

dan saya, selalu menjadi lelaki paling tak berdaya saban melihat kamu menangis….

Bila sudah begini, kamu  tak akan beranjak dari tempat dudukmu, juga dari hadapan buku kenangan yang saya tinggalkan dan – rupanya– hingga saat  ini masih kamu simpan. Dalam kebersamaan yang maha singkat itu, saya berusaha mengabadikan sebanyak mungkin kenangan, sebab saya tahu, kamu begitu mencintai kenangan, saya kumpulkan semuanya di dalam  buku itu agar suatu kali, ada cerita yang bisa kamu  baca lagi, sebab hidup adalah perihal mengumpulkan kenangan,katamu.

Dan entah bagaimana, kamu  masih ingat pesan saya waktu  itu: bila kamu rindu, temukan aku dalam buku kenangan ini.

Apakah kita terlampau jauh untuk sekadar  melepas rindu?

Kepada kamu, yang menjaga cinta dalam  kerontangnya kemarau  penantian dan  tak pernah beranjak dari pengharapan bahwa saya –seseorang yang kamu tunggu sepanjang waktu –akan  kembali. Pada kebersamaan  yang maha singkat  itu, saya telah menjadi lelaki paling bahagia, sebab memilikimu. Entah itu siang atau pun malam, yang  ada di kepala saya adalah wajahmu, yang ada di hati saya adalah  namamu.  Kamu telah menjadi sesuatu dalam hidup saya yang orang lain tak  akan  bisa memiliki.

Pahamilah, bahwa cinta adalah suatu  hal yang abadi, dan  kebersamaan akan menemukan pengakhiran yang menutup segala cerita. Saya sudah begitu bahagia bisa memilikimu, meski mungkin tak akan selamanya. Tetapi percayalah, cintamu akan selalu berada di dalam genggaman  tangan saya. Kamu  tetap akan  menjadi milik saya, dan saya akan  tetap menjadi milik kamu.

Ah, cinta, apakah saya terlampau jauh darimu, untuk sekadar berkata bahwa saya tidak akan bisa lagi kembali padamu?

Kepada kamu, yang  saban hari menjenguk saya di tempat peristirahatan  maha sunyi.

 

Kotakukotamu | Kamis, 28 Mei 2015(*)

 

 

 


*Tulisan ini juga di publish di blog saya, www.aralsnote.com

 

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler