SEPERTI KATA TUHAN
Lagi-lagi nilainya bagus.Sebagai wali kelasnya,wajar kalau aku heran.Mengingat selama ini dia adalah salah satu murid paling bermasalah.Khususnya untuk absensinya yang nggak sampai 70% prosentase kehadiran,tapi anehnya dia selalu bisa mengejar ketertinggalan, sehingga nilainya selalu bagus saat ulangan.Segenius itukah dia?..
“Selamat ya Bu,sampai saat ini Villy masih yang nomer satu di kelasnya,”ucapku pada wali murid Villy,saat rapot semesteran.
“Terima kasih,Pak.”
“Tapi yang saya heran,prosentase kehadiran villy,sangat di bawa standar,kemana saja sebenarnya dia selama bolos sekolah?”
“Bukannya sudah biasa,Villy bolos sekolah?sudah dari kelas satu,dan kepala sekolah juga sudah maklum.”jelas wanita sebaya ku itu.Aneh sekali jawabnya,sekarang jadi aku yang bingung mau ngomong apa.”Saya tau bapak ini,guru baru kan?jadi,yaaaa,maklumlah kalau bapak kaget.”lanjutnya,membuatku semakin bertanya-tanya.”Mohon maaf,Pak..saya buru-buru,permisi!”pamitnya
“ya,mari…!”huuuftt..benar-benar tak habis pikir aku.
**
Seminggu lewat,hari ini adalah hari pertama proses KBM berlangsung setelah libur semester ganjil.Ku toleh ruang kelas 3 tehnik gambar bangunan,apalagi yang ku lakukan selain mengecek kehadiran villy.Jam berapa ini?jam segini dia belum kelihatan.kalau udah kayak gini,ya udah pasti dia bolos lagi.
“Dorrrr!!”tiba-tiba seseorang mengagetkanku,ku toleh saja,
“Kamu..?”ternyata dia.
“Ngapain,Pak di depan pintu,kayak patung selamat datang aja,hehehe,,”
“hmmmm…”
“Peace man..hehehe,masuk dulu ya,Pak?”haaach…lega rasanya melihat dia masuk hari ini.
Jam pelajarankupun mulai.Aku ingat,sebelum liburan aku sempat menugasi mereka membuat klipping tentang sastra.Waktu seminggu ini harusnya cukup untuk mereka membuat tugas itu.
“Oke anak-anak,,silahkan kumpulkan tugasnya!”suruhku pada mereka ,namun tak satupun dari mereka beranjak dari tempat duduknya.”Lho?apa tidak ada satupun yang mengerjakan?”tanyaku pada mereka.
“Lupa Pak,”
“Kalian ini bagaimana?sebagai seorang murid,tugas yang di berikan bapak atu ibu guru kalian itu adalah kewajiban yang harus kalian penuhi,mau jadi apa kalian ini,”semua tertunduk melihatku marah.”Dan kamu Villy,mana tau kamu kalo bapak kasih tugas?apalagi mengerjakan?udah pasti enggak,orang temen-temen kamu yang hadir aja tidak ada satupun yang mengerjakan,apalagi kamu yang absensinya bolong-bolong?”
“Udah marah-marahnya?”tanyanya, menantangku
“iya,”
“Ini yang bapak mau,”di sodorkannya sebuah klipping sesuai dengan yang aku tugaskan.
“Kamu ngerjain?”Tanyaku.Aku jadi malu sendiri di depannya,terutama di depan teman-temannya.
“Makanya bapak itu jangan hobby ngeremehin aku,”balasnya padaku,aku salah sudah mempermalukan dia di depan teman-temannya”Saya permisi ke toilet dulu,Pak.”pamitnya padaku.”Hukum aja pak…..hahahha”guyonnya sebelum keluar
“Huuuuuuuuu….”sorak teman-temannya.
#
“Krrrrrrrinnnngg….”belpun bordering,jam pelajaranku berakhir .Dimana dia?sejak keluar tadi dia nggak juga kembali.Lama sekali dia di toilet.Akupun menunggunya,sementara teman-temannya istirahat.Tak lama,akhirnya diapun kembali.
“Ehem..”tegurku
“Kamu main monopoli ya di dalam kamar mandi,kayaknya asyik banget,sampek lupa jam pelajaran saya?”sindirku
“Main karambol,Pak?”responnya.
“Kamu itu,”ku lihat dia membereskan buku-buku pelajarannya,seperti hendak pulang duluan”Mau kemana kamu beres-beres?”
“Mau izin pulang,”
“lho?kan belum jamnya pulang,nggak usah..”larangku
“Saya udah izin sama ayahnya bapak,katanya gakpapa,mau nih ngelawan pak kepsek.”
“Emang mau kemana sih?sok sibuk banget..?”
“Biasa artis..”guyonnya,”Udah ya pak,pamit..”dia bergegas menjabat tanganku namun aku menahannya sejenak”Villy,dengar bapak ya,Nak?tolong untuk 1 semester ke depan ini kamu aktif,sebentar lagi kamu ujian nasional,tolong jangan sering bolos.Bisa kan kali ini kamu penuhi mau bapak?”ku lihat ia tersenyum bijak mendengar pintaku.
“Bapak ngomongnya kayak udah 50an ke atas,hahahah”selalu aja jadi humor kalo kena dia
“Bapak serius,Nak?”
“Iya,villy akan coba laksanakan,pergi dulu ya,Pak?”diapun meninggalkanku.Aku benar-benar tak habis pikir dengan ayahku yang selalu dengan mudah memenuhi kemauan muridnya itu.Seakan-akan dia jadi murid istimewa di sekolah ini.
**
Ku lihat ayah sedang memberi makan koi peliharaannya.Aku rasa ini waktu yang pas untuk membicarakan masalah villy.Ayah harus menjelaskan semua yang sebenarnya terjadi.
“Yah?”sapaku pada beliau.
“Iya le,ada apa?”
“Soal villy..?”Ku lihat ayahku tersenyum
“Ada apa sama anak itu?”
“Kenapa sih yah,dia itu seperti punya hak veto,bisa keluar masuk sekolah seenaknya?”ayah terdiam.Beliau seperti berpikir,”Yah?”tegurku.
“Penting ya?”
“Dia itu anak didikku,Yah,aku kan harus memantau perkembangannya?”
“Dia itu cucu pemilik yayasan,wajarlah kalo dia punya hak veto.”jawab ayahku.apa hanya itu alasannya?kenapa alasan ayah tidak meyakinkanku?”sudah jelaskan le?ayah masuk dulu,istirahat,kamu juga,biar besok nggak telat?”
“Iya yah?”
**
Rupanya apa yang aku mau benar-benar dia penuhi. Selama satu minggu ini dia nggak sekalipun absen,kemajuan pesat.Biasanya,baru 3 hari masuk,hari berikutnya absen sampek akhir pekan.
“Gitu dong..baru anak bapak,bapak kan seneng lihatnya..”akupun duduk menyebelahinya,yang sedang asyik makan es cream bekalnya.”Nggak ngilu tuh gigi,tiap hari makan es cream?”sindirku padanya lagi.
“Wah,bapak ini memang benar-benar perhatian ya sama aku,wiiii?”Benar apa katanya,aku baru sadar selama ini aku terlalu care sama dia.”naksir nie sama aku,hehehehe?”guyonnya padaku.Wah kalo sampek itu terjadi,masalah…ini nggak boleh berlanjut.”Nggak usah salting,aku kan Cuma bercanda?”
“vill..main basket yuk…?”
“Enggak lah,aku ke kelas dulu,aku tinggal ya,Pak..udah jangan mikirin aku terus,pasti setiap hari di kepala bapak itu penuh kan sama aku,?”
“Hah?”tiba-tiba aku jadi kelabakan.
“bercanda lagi,kalaupun iya kan gakpapa,18 sama 23 selisihnya ideal,hehehe”diapun meninggalkanku.Hmmm anak itu,selalu ada aja.
“Ehem…”Tegur ayahku setelah melihatku berbincang dengannya barusan.
“Kalian akrab sekali?”
“emmm…saya Cuma sedang memotivasinya.”
“Beberapa minggu terakhir ini dia banyak sekali kemajuan,”
“Ya gitulah,dia itu sebenarnya anak yang rajin.”
“Hanya saja dia kurang beruntung.”cetus ayah tiba-tiba,apa maksudnya?
“Maksudnya?”ayah meninggalkanku begitu saja,”Yah?”
“Lupakan saja.”aneh sekali,kenapa masalah ini penuh sekali teka-teki yang membuatku tak berhenti berpikir.
**
Ku lihat dia duduk di bangku taman setelah olahraga.
“Vil,gue minta air loe ya?”
“EEe,,jangan-jangan.”
“Ya elah vil,pelit amat sih loe,ini kan Cuma air?”
“Jangan ya,gue kasih uang deh,loe beli sendiri?”
“Udahlah ini aja,entar kan loe bisa beli lagi.”
“Di bilang jangan kok!”tiba-tiba saja dia marah,tak pernah aku lihat dia seperti ini,padahal selama ini dia itu humoris
“Loe kok marah?”
“Habis loe maksa,gue Cuma nggak mau loe minum bekas gue karena..”tiba-tiba ia berhenti bicara.
“Karena apa?”
“Karena loe sahabat gue,gak etis kalo gue kasih loe bekas gue,loe beli deh,nih uangnya..”aneh sekali alasannya itu.
“Vil..Vil…aneh banget sih loe,thanks ya..”ku lihat dia sangat menyesal dan duduk termenung sendirian.
“Gara-gara air mineral aja ribut..”sindirku padanya,
“Bapak?”
“Bapak haus,kalo bapak yang minta boleh kan?”
“Bapak kan banyak uang,di kantin banyak tuh..?dia mengalihkan topic
“Emang kenapa sih sama bekas kamu?kayak orang punya sakit menular aja.”guyonku padanya,tiba-tiba saja dia langsung menatapku dengan tatapan yang serius,tak seperti tatapan tengilnya yang biasa aku lihat.
“Saya permisi,Pak?”tiba-tiba saja sikapnya dingin.Adakah yang salah dari apa yang aku bilang barusan?apa dia masih terbawa suasana yang tadi?hmmm,
**
Sorenya,ku lihat dia di mall.Kebetulan saat itu aku juga berada di boutiq yang sama dengannya.Ku lihat dia sedang mengamati sebuah gaun pengantin yang di pajang di jendela boutiq.Sambil menunggu ibuku di dalam,akupun menghampirinya.
“Kalau kamu yang pake pasti cantik..”sindirku.
“Bapak?ngapain bapak di sini?wiii jangan-jangan bapak suka pakai rok ya?hahaha?”
“Mulai deh,nganterin nyokap”
“Hmmm,aku kira nyokap bahasa yang gak baku,”
“Hei,kalau di sekolah saya memang menaati aturan berbahasa Indonesia yang baik,tapi di luar itu,saya ini kan juga masih ABG,wajarlah kalo pakek bahasa gaul?”
“ABG tua..hehe..”
“Mulai dari tadi aku lihat kamu asyik banget sih mantengin kebaya itu?”
“Cakep aja kebaya ya?coba aku yang makek?”
“Pasti deh cantik,suatu saat kalo kamu menikah kan bakalan makek gituan?”
“Aku nggak akan pernah nikah,”
“Hah?”tanyaku heran mendengar ucapannya barusan,”lho kok gitu?”
“Maksudnya,aku nggak akan pernah nikah sama bapak,hahahahha?”
“Hmmmm…”dia ini memang tengil,ada aja yang selalu jadi bahan lawakan.
“Emang bapak mau nikah sama aku?”
“Yeehhh…”
“Kakakku udah selesai,aku balik dulu ya,Pak?”diapun meninggalkanku.Apa benar itu tadi hanya sekedar lawakannya saja?kenapa aku seperti melihat kesedihan yang dalam saat dia ucapakan kata-kata itu tadi,ya?
**
Setelah pertemuanku dengannya sore itu,3 hari belakangan ini tak lagi ku lihat muka tengilnya itu di sekolah.Kemana dia?kenapa penyakit bolosnya kambuh lagi?.Apa karena kakaknya akan menikah.Dia bahkan tak memberiku kabar.
Sepulang dari mengajar aku mampir dulu ke apotek untuk membeli persediaan obat mbah kakung.Tak sengaja akupun melihatnya di sana”Villy..”panggilku dari parkiran,namun dia hanya meresponku dengan senyuman.wajahnya pucat pasi.Dia sakit?.Tak lama akupun melihatnya pingsan.”Villy…”Teriakku spontan.Orang-orangpun mengerumuninya”Villy…Nak bangun,ini bapak..Villy..?Orang-orangpun segera membantuku membawanya ke Mobil.Aku akan segera membawanya ke rumah sakit”Villy kamu kenapa sih?jangan bikin bapak takut..ayo bangun,Villy…”
Tak lama,kamipun sampai.Untung apotek itu tak jauh dari Rumah sakit.Begitu kami turun,seorang dokterpun langsung menyambut kami.Ternyata itu adalah kakaknya.”Suster…cepat bawakan trolly kesini!”seorang perawat segera membawakan Trolly itu.Ku baringkan tubuhnya di atas trolly itu.”Cepat bawa Villy ke kamarnya.Jadi dia sudah punya kamar?sakit apa dia?
“Terima kasih ya,bapak sudah bawa villy ke sini?Ucap kakaknya itu
“Bu dokter,sebenarnya dia kenapa?”
“Dia Cuma kecapekan kok,udah biasa kayak gini,bapak nggak perlu khawatir,sudah ada saya di sini,sekali lagi makasih ya pak,”
“Iya”
“Saya permisi dulu”padahal ingin sekali aku menunggu anak itu disini,namun ucapan kakaknya itu secara tidak langsung mengusirku secara halus.Aku pun pergi dengan rasa khawatir yang sindrom di benakku.
**
Esoknya aku kembali menjenguknya di rumah sakit.Ku bawakan dia es cream kesukaannya.Begitu ku masuk,ternyata dia belum sadar dengan selang oksigen yang membantu pernafasannya.Apa perlu alat bantu seperti ini jika dia hanya sekedar kecapekan saja.Rasanya ini janggal.
“Hei murid bapak yang tengil,kamu ternyata bisa sakit juga,ayo cepet sadar,jangan bikin bapak terus-terusan khawatir.Sakit tau nggak kepala bapak di penuhi sama kamu?lihat nie bapak bawain kamu es cream kesukaan kamu.”ku tunggui dia,dia tak juga siuman.Sebaiknya aku kembali besok.Akupun bergegas.
“Hei pak guruku yang sok caem,datang tak di jemput,pulang tak di antar?”tiba-tiba dia mencegah kepergianku dengan banyolan tengilnya itu
“Memangnya saya jelangkung?wah kamu mainin saya nih,kamu udah tau dari tadikan kalau saya nungguin kamu di sini?”
“Biarin,aku kan pengen denger bapak akan ngomong apa aja saat aku nggak sadar?
“Dan nyatanya?”
“Nyatanya bapak takut ya kehilangan murid tengil kayak aku?kenapa tuuhhh..?”
“Kamu ini udah sakit,masih aja bisa bercanda?”
“Mana es creamnya?”Tagihnya
“Rasa vanilla.”
“Kedai pak kris kan?”
“Pasti..”
“Bapak apal bener kesukaan saya wah?jangan-jangan?”
“Mulai…”
“Hehehe..”
“Sini bapak suapin,”
“Aku bisa sendiri,”
“Pokoknya bapak suapin,”
“Emang ya gak mau kalah?”Akupun menyuapinya
“Kayaknya enak nie..bapak minta sesuap ya?”dan saat ku hampir menyuapkan sendok es cream itu ke mulutku,spontan saja dia menampiknya.Akupun terkejut
“jangan makan bekasku pak?”ucapnya,”siniin es creamnya,aku bisa makan sendiri kok pak,udah mau magrib,sebaiknya bapak pulang.”Aku masih tercengang,sekarang dia justru menyuruhku pulang.
“Oke,kamu baik-baik ya?”
“Pasti.”akupun pulang.Namun belum jauh dari kamarnya,tiba-tiba ku dengar dua orang suster menggunjingkannya.
“Kasihan adik dokter milli,masih muda tapi udah terjangkit AIDS.”ucap suster itu,akupun segera mencegahnya.
“Maaf suster,apa yang suster maksud itu,Villy?”
“Iya mas,mbak villy,”
“Apa sebelumnya dia pernah memakai obat-obatan dan jarum suntik?bagaimana dia bisa mengidap AIDS?”
“Ya mana mungkin mbak villy itu seperti itu,dia itu orangnya baik banget,genius lagi.”
“Lalu?
“Sebenarnya ini semua terjadi karena donor darah.”Aku sangat terpukul saat mendengar itu semua.Di balik keceriaannya selama ini ternyata dia menyimpan beban yang sangat besar dan di saat para penderita penyakit ini berusaha menyebarkan virusnya,dia justru melindungi orang-orang di sekitarnya,dengan beresistensi.Pantas jika selama ini dia terkesan minder.
**
“Darimana kamu,Le?”
“Erik habis nemenin Villy..”
“Sebenarnya ayah sangat nggak suka kamu deket-deket sama dia,tolong kamu itu jaga jarak dari dia?”potong ayahku
“Kenapa yah?”
“Karena kamu itu guru dan dia siswa kamu,bisa-bisa moral di pertanyakan?”
“Aku tau bukan itu kan alasan yang sebenarnya?”
“Apa maksud kamu?”
“Aku tau Yah,ayah ngelarang aku deket-deket karena dia pengidap AIDS kan?”
“Kamu tau?”
“Aku tau semuanya,Yah?”
“Bagus,itu artinya kamu tau apa yang harus kamu lakukan?”
“Aku akan terus mendampinginya,”
“Erik..dia bisa menjangkiti kamu,karena penderita AIDS kebanyakan menginginkan orang-orang di sekitarnya mengalami hal yang sama dengan apa yang mereka alami,mereka akan berusaha agar orang-orang di sekitarnya ikut terjangkit,apalagi villy yang terjangkit karena kesalahan teknis,dia pasti merasa nggak adil.”
“Semua itu hanya akan terjadi pada penderita yang di kucilkan,makanya kita harus merangkulnya Yah,untuk menghindari hal-hal seperti itu dan ayah salah jika ayah menilai villy seperti itu,karena dia sama sekali bukan orang seperti itu,dia justru sangat melindungi orang-orang di sekitarnya,Ayah harus tau itu.”
“Kamu da perasaan sama dia kan?”
“Iya,aku sayang sama dia.”ku tinggalkan ayah begitu saja.
“Erik..Erik..”kamu bisa menyesal nanti.”
Apa yang aku bilang sama ayah tadi?aku menyukai Villy.Tanpa ragu-ragu aku ucapkan itu,apa ini memang perasaanku yang sebenarnya?.
**
Ku datangi lagi dia keesokan harinya,
“Bapak?”sapanya.”Pantes bapak kesini,aku lupa kalo ini minggu..bapak jangan sering-sering kesini ya?”ucapnya blak-blakan
“Kenapa saya nggak boleh kesini?”
“Ini kan tempat orang sakit,dan bapak sehatkan?jadi nggak boleh sering-sering ke sini.nanti ketularan lho?
“Villy,denger saya.”
“Apa?”
“Saya cinta kamu?”ucapku tanpa ragu-ragu lagi.Dia sangat terkejut mendengar ini semua.
“Nggak boleh itu pak?”
“Kenapa?
“Kita ini guru dan murid,apa kata orang-orang?”
“Aku nggak pernah peduli kata orang,aku hanya peduli kata tuhan,nggak ada yang berani menyalahi kata tuhan,perasaan ini tuhan yang tanam dan jika Dia berkata aku berjodoh sama kamu,maka orang lain gak akan pernah bisa menghalanginya, sampai tuhan sendiri yang berkata,sudah saatnya kita berpisah,maka saat itulah kita berpisah.”
“Aku kan pernah bilang,aku nggak akan menikah,itu artinya aku bukan jodoh bapak,”
“Aku nggak perduli,karena aku tau,kita punya perasaan yang sama,aku punya naluri dan aku bisa merasakannya.”
“Aku nggak bisa.”
“Kamu bisa.”
“Aku nggak bisa,Pak,sudahlah jangan memaksa!”
“Kenapa?”
“Karena aku nggak mau bapak malu,aku ini..”
“Pengidap AIDS kan?”
“Bapak tau?”
“Tentu Vil?”
“Itu artinya sebenarnya bapak hanya iba saja.”
“Jauh sebelum aku tau,perasaan ini memang sudah ada,dan saat ini aku sudah nggak ragu lagi untuk menyatakannya sama kamu,jadi percayalah sama aku?kita bisa hidup bersama asal kita bisa mengatur pola hidup kita.”
“Aku nggak bisa kasih bapak keturunan?”
“Aku nggak butuh keturunan,kalo kita mau,anak adopsipun boleh.”dia terdiam.”Aku serius?”aku ingin benar-benar bisa meyakinkannya.
“Kita coba,”jawabnya kemudian.
“Jadi?”ku coba meyakinkan diriku.Diapun mengangguk,
**
Seusai ia lulus,akupun menikahinya.Selama beberapa tahun ini kami hidup bersama.Sampai akhirnya tuhan pun berkata,saatnya aku dan dia berpisah.Maka saat itulah tuhan mengambilnya dari kehidupanku.Setidaknya aku bisa memberinya kesempatan untuk mengenakan kebaya pengantin yang ia pikir takkan pernah ia kenakan.
THE END
Komentar
Tulis komentar baru