Skip to Content

Tadi Malam

Foto tita

Tepat jam 12 malam Nirina masih berduaan dengan Sbastian pacarnya, Sbastian mulai meraba-raba liar pundak Nirina..

Malam itu lampu di suatu kamar agak gelap, Sbastian terus-terusan mendengus bibir Nirina penuh nafsu, melepas baju nirina perlahan, sambil melakukan gerakan erotis,,

Tiba-tiba, pintu terbuka.. cahaya terang masuk menembus kulit dua pasang kekasih yang sedang bersetubuh dan Seorang ibu-ibu masuk begitu saja menampar pipi Nirina dan memakinya.

......

“PLAAAAK!” tamparan Sbastian pada seorang ibu-ibu itu, Nirina tidak begitu jelas melihat wajah ibu-ibu itu. Tampaknya tegukan alkohol telah memabukan dan memburamkan pandangan nirina.

Sbastian terus-terusan menampar ibu itu hingga ibu itu pingsan tak sadarkan diri.

“ah ibu ini harus diapakan? Dia sudah terlanjur melihat aib kita” ucap Sbastian.

“aku tak tahu” kemudian Nirina menjawab sambil terdiam.

......

Darah tiba-tiba saja belepotan di lantai, Sbastian terus saja menebas jasad Ibu-ibu itu tanpa ampun. Menusuknya, membelek perutnya dan memotong-motong tubuhnya hingga tak tampak seperti tubuh manusia. Kemudian Sbastian memasukkan potongan tubuh itu ke kantung pelastik. Menguburnya di tanah pekarangan suatu rumah yang berwarna biru. Nirina membersihkan titik-titik darah dilantai dengan sapu tangan putihnya. Nirina sangat ketakutan dengan perbuatan yang terlanjur dilakukannya..

.....

“hah..”

“hah”

“hah”(nafas seorang gadis yang terbangun dari tempat tidurnya)

“yaa ampun syukurlah itu hanya mimpi” ucapnya. Gadis itupun sadar dan segera bangun dari tidurnya. Kemudian Gadis itu beranjak untuk meminum air putih. Dan terbangun penuh dengan rasa lega. Ia masih teringat dengan mimpi buruknya semalam. Untuk melupakannya gadis itu duduk dan menyalakan televisi. Keringat yang bercucuran di dahinya segera ia elap dengan sapu tangannya yang berwarna putih.

Kemudian ..

Gadis itu melihat bercak merah, darah pada sapu tangannya yang putih..

Gadis itu sangat ketakutan dan memanggil Ibunya berkali-kali..

“ibuu...!

“IBU....!”

“IBU...!” kencang

Gadis itu berlari kencang ke pekarangan rumahnya yang berwarna biru. Menangis sambil menggali tanah yang tampak seperti bekas digali...

Rabu, 4 januari 2011

Cerpen ilusi Rifka Fitrotuzzakia#

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler