1) Malam larut perlahan dengan gerimis membosankan
Tiba-tiba kau hadir padahal tak aku rencanakan
Mata indah berhias bianglala,
Alis elok bergaris tipis,
Hidung mancung, Pipi, Mulut,
Wajah dan bahasa tubuhmu mengajakku menari
2) Tapi hari ini kau menghilang
Kau tak lagi menjadi buah bibir angin
Begitupula namamu diatas prasasti tak kulihat lagi
Pada lembaran-lembaran hari dan bulan kau ku cari
Dan ahirnya aku harus bersandar pada sepi
3) Sampai saat ini kau masih menjadi rahasia tak dapat kuterka
Sulit,Sesulit menerjemahkan tarian ombak yang menelan suara Kau angkuh dan selalu berpura
Bak orang tak punya waktu
Tak seperti pada kidung dihari sebelumnya
4) Pada burung-burung tak kuceritakan
Aku tak punya pilihan Ilusi-ilusi tentangmu hanya kutulis dilangit dadaku
Agar tak satupun orang dapat memahami kisahmu dan kisahku
5) Entah dengan apa kututup dukaku
Aku tak bisa menikmati sisa keindahanmu di dingding hayalku
Aku juga takut diburu kesepian yang dimana-mana dengan kemarahan siap menerkam
Badanku hampa tak bisa bicara
Sebagai seorang gembala kerap kusetubuhi malam dengan cerita luka
Sampai tak dapat kuhitung berapa jumlahnya
Malang, 19 Maret 2014
Komentar
Tulis komentar baru