Daun-daun Pun Gugur
puisi edi sst
Ke manakah guguran daun kering melayang?
Saat angin senja membawanya menjenguk padang demi padang
Bergulat dengan terik mentari yang mengaburkan pandang
Sambil mengeja alif demi alif dengan gagap dan terbata
Dia merindukan tanah hening tempatnya terhempas
Tergeletak bersama wirid-wirid sunyi yang merampas
Menjadikannya humus menyuburkan tanah kembali
Hinga benih pun tumbuh berkecambah lagi
Benih-benih melahirkan kuncup-kuncup yang merumpun
Betapa daun-daun kering itu telah menumbuhkan daun
Bersama titik-titik embun yang melantun begitu anggun
Dalam perputaran roda pedati yang begitu sunyi
: Langkah-langkah kaki pun terpatri abadi
Semarang, 2011
Komentar
Tulis komentar baru