Hiruk pikuk di suatu kota
Berhias wajah nelangsa
Menatap bentala mereka
Sia sia
Asap menyeka netra
Asap mendera dada
Di lain kota
Berisi raga nan nyalelah disesak iba
Hanya mampu berkata
Sepatah dua patah aksara
Terdiam memangku lara
Menatap derita di layar kaca
Dendam pun membara
Untuk pemantik api dalam rimba
Bunuh saja ia, bunuh!
Hempas mayatnya ke laut lepas
Biar ombak melumat
Biar karang memecahnya
Menanti asa
Menanti tirta
Rintih dan do'a
Menggema di bumi-Nya
Inikah dera-Nya
Untuk kami yang kufur akan nikmat-Nya
Dengan sesal di relung atma
Kami lantunkan do'a
Ighfilanaa, ighfirlanaa
Taqobbal du'aanaa
Komentar
Tulis komentar baru