Tak lagi genap dunia kita yang kehilangan biduk
ujung-ujung jemarimu tak lagi mengatup kala memberi peluk
otot-otot bisep dan trisepmu semacam kehilangan daya genggam
aku tau, setiap kali kau memberi peluk,
kau dekap dia dalam diam
Aku sudah sediamnya bisu pada keremangan
entah berapa lama lagi kita sama-sama menghilang
pada tanah kesendirian untuk bertuan
sampai yang tersisa hanyalah pelepah-pelepah kenangan
Kehilangan arti
kehilangan taji
anganmu bukan lagi tempatku berjanji
duniaku pula terlalu ber-asak untuk kau jadikan tempat bermimpi
baiklah demikian kau pupuk-pupuk ogah yang menepikan asa
tempatku adalah lagit sepi membulan tak penuh hari ini
berkabut seperti danau pagi hari yang menguapkan segala
'ku tetap tegak walau masih seperti manusia andai
Besok atau lusa masih kita akan membagi matahari
kau melihat, dan kita akan bertemu lagi
walau demi sebuah elegi
Komentar
Tulis komentar baru