Oleh: Walet
di beranda
kudengar angin berbisik
nafas nya dingin
dengan tatap mata kosong
ku jaring mendung berarak
dengan sehelai angan
menjadi butir-butir rindulah
seiring rintik gerimis
butir-butir rindu jatuh satu-satu
di beranda
waktuku tersita
begitu aku
betapa tetesan harap tertumpah
butiran rindu menjadi airmata
menjadi prasangka
menjadi praduga
di beranda
gerimis semakin gerimis
jatuhnya tak lagi satu-satu
seperti aku yang memacu detak lonceng
bergegas diri ingin menjamah gelisahmu
yang begitu rindu
tak sekedar serindu yang biasa
Komentar
Tulis komentar baru