NYANYIAN PENGUASA
Hai Saudara, di manakah Engkau?
Lihatlah kami!
Pagi, siang, petang menangis dalam pedih
Kami menunggumu, Saudara.
Lihatlah tanah ini!
Bangkai manusia dalam kelaparan
Tercecer, terabaikan
Kehidupan nan layak tak berpihak.
Lihatlah wajahnya!
Ia menjerit, “Tuan, aku butuh kasih sayang”
Hai Saudara, masih ingatkah kau pada janji?
Sungguh indah bukan?
Tapi sayang, indah di atas kertas putih
tanpa realita.
Masihkah Engkau tersenyum melihat sandiwara ini?
Dan kami tokoh tersiksa dalam naskah.
Engkaupun terlihat arogan
Enggan menatap kami
Mungkin ini adegan kita tak saling kenal
Dan engkau terbahak, menginjak suara kami
Air mata ini takkan terhenti!
Komentar
sebut saja "Hai penguas" "hai
sebut saja "Hai penguas"
"hai saudara" terdengar tak pantas. karena bukan saudara namanya jika tega terbahak diatas tangis saudaranya sendiri
SIIP
Masukan yang bagus, terima kasih ya..
Di sini aku pilih diksi "saudara" dari sudut pandang religi, kodrat manusia di bumi..
:)
mencoba bersih dari amarah, hanya mencoba saudara..
Mengharukan
Secara keseluruhan bagus, mas
hanya saja
kata Engkau, jika ditulis dalam huruf kecil, lebih baik
karena Engkau dalam huruf awal E besar,
hanya diperuntukkan kepada Tuhan..
terus berkarya!
BAGUS
wah, terima kasih banyak leil fataya..
saran yang sangat bagus..
kelalaian jangan biarkan terkubur..
Tulis komentar baru