pernah tertulis tentang langit
yang awannya berarak lurus ke kebahagiaan
tapi badai melemparkannya
searah diagonal waktu
pukul emam tepat telah bergeser
menjadi pukul delapan sepuluh menit
tapi di mata ada mendung yang berujung hujan
di mulut ada suara tertahan yang tak tertahan
di hidung ada air yang di tarik selang beberapa jenak
tapi kelak akan reda
tinggal bara dalam dada
yang terus memanas
karena lajunya tak terhenti menuju benci
tak ada lagi senyum
tak ada lagi empati
semua menghilang
bara membakar rindu
bara membakar mimpi
bara membakar diri
(2013)
Komentar
Tulis komentar baru