Skip to Content

Pesan Untuk Teteh

Foto Risky Robbyyansah

Kemarin hujan tak pernah berhenti , Teteh.

Ia seperti mengungkapkan tiap titik yang jatuh dengan syahdu, lalu merangkak tumbuh yang menidurkan rindu

Aku ingin berbincang sepanjang masa, sambil menunggu tiap menit dari derasnya hujan 

Ekspetasi ku mungkin sudah terlampau lelah

Sejak daun yang tak ingin berharap kepada hujan yang jatuh

 

Jika bukan kamu teteh, mungkin aku tak menyusun rencana dalam benak

Atau mungkin aku tak menuliskan takdir kepada Anda

Dalam sedikit kisah yang baru, aku ingin menjadi sesekali romantis

Meluapkan semua kejatuhan ku terhadap Teteh, seperti hujan yang tak menghitung rintik airnya

 

Kemarin hujan sangat badai, Teteh 

Tapi hati kita tak sejuk karenanya

Ada keraguan dari derasnya hujan tersebut

Ragu untuk merindu, dan juga ragu untuk berujar kata rindu 

Aku memang rindu pada mu Teteh, tapi aku tak ingin menjatuhkan harga diri ku. 

Karena daun yang tak ingin berharap kepada hujan yang jatuh

 

Sebenarnya aku hanya terlihat seperti biasa saja 

Namun dalam benak, aku ingin menghentikan hujan 

Aku tak ingin hujan memberi tahu semua rahasia ku pada mu. 

Dari setiap ranting yang terbasahi lalu mengembun kepada daun 

 

Hari ini pun tak ada pelangi, Teteh 

Itu karena kita tetap tak mengerti

Atau kita yang selalu menyalahkan hujan ? 

Tanah sudah terlanjur menjadi genangan 

Lalu kita apakan genangan itu

Badan ku sudah sangat basah, namun yang kurasa panas menyengat. 

 

Lampung, 05 April 2024


Teteh didefinisikan sebagai kakak perempuan namun di dalam puisi ini jadi bermakna kekasih.

Komentar

Tulis komentar baru

Materi isian ini bersifat rahasia dan tidak ditampilkan ke publik.


Terpopuler Hari Ini

Sebulan Terakhir

Terpopuler