Kemarin hujan tak pernah berhenti , Teteh.
Ia seperti mengungkapkan tiap titik yang jatuh dengan syahdu, lalu merangkak tumbuh yang menidurkan rindu
Aku ingin berbincang sepanjang masa, sambil menunggu tiap menit dari derasnya hujan
Ekspetasi ku mungkin sudah terlampau lelah
Sejak daun yang tak ingin berharap kepada hujan yang jatuh
Jika bukan kamu teteh, mungkin aku tak menyusun rencana dalam benak
Atau mungkin aku tak menuliskan takdir kepada Anda
Dalam sedikit kisah yang baru, aku ingin menjadi sesekali romantis
Meluapkan semua kejatuhan ku terhadap Teteh, seperti hujan yang tak menghitung rintik airnya
Kemarin hujan sangat badai, Teteh
Tapi hati kita tak sejuk karenanya
Ada keraguan dari derasnya hujan tersebut
Ragu untuk merindu, dan juga ragu untuk berujar kata rindu
Aku memang rindu pada mu Teteh, tapi aku tak ingin menjatuhkan harga diri ku.
Karena daun yang tak ingin berharap kepada hujan yang jatuh
Sebenarnya aku hanya terlihat seperti biasa saja
Namun dalam benak, aku ingin menghentikan hujan
Aku tak ingin hujan memberi tahu semua rahasia ku pada mu.
Dari setiap ranting yang terbasahi lalu mengembun kepada daun
Hari ini pun tak ada pelangi, Teteh
Itu karena kita tetap tak mengerti
Atau kita yang selalu menyalahkan hujan ?
Tanah sudah terlanjur menjadi genangan
Lalu kita apakan genangan itu
Badan ku sudah sangat basah, namun yang kurasa panas menyengat.
Lampung, 05 April 2024
Komentar
Tulis komentar baru