Teriakan kerasmu menentang musuh
Keras menunjuk tatapan matanya
Merasa paling benar dengan barisan dibelakangmu
Membela yang menurutmu pantas dibanggakan
Seolah-olah musuhmu paling hina
Saat datang cicak yang menjebak
Barisanmu yang berdiri dibelakangmu
Berubah status terpaksa menjadi pecundang
Kalah benar dengan yang terhina
kalah benar dengan yang kau anggap sampah
Diam-diam
Menunduk-nunduk
mengendap-ngendap
Sampai satu pun orang tak sadar
Sampai satupun orang tak sadar
Saat bunglon busuk berubah warna
Tak lagi warna lama
Memilih mendukung musuh yang terhina
Sebab jebakan kedudukan ditawarkan
Yang sebenarnya hanya ingin melihat
Seberapa hina orang yang menghina
Bunglon berubah warna
Namun sayangnya jatuh ke tanah yang salah
Komentar
Tulis komentar baru