isyarat luka berpuncak pada mata
dan hati menipis teriris sisa air mata
lebam pada dada berangsur mempekat
laksana malam yang berenang dalam kesunyian
aku ingin padam
api kian menjerat arah juga langkah
padahal perjalanan baru setelapak tangan
tapi kenyataan selalu saja patuh akan ucapan
dunia berangsur membisu
seperti membingkai rupaku,gerakku,ucapku
menjadi sepotong kertas bertindih tinta
aku ingin pulang
mengulang cerita tanpa luka
atau jika itu tak Kau kabulkan
aku lebih memilih tak pernah menjadi bagian dari cerita
cukup menjadi tintanya saja..
seperti halnya para binatang juga tetumbuhan
atau jika perlu
cukup menjadi debu
asalku tak pernah membuatMU cemburu
dengan menapaki laranganMU..
dan menginjak tiap helai perintahMU
di bumi milikMU..
mencaci sehembus ridhaMu
di antara nafas kepunyaanMU
Tuhanku....
Komentar
Tulis komentar baru