Penyair mati ketika sajaknya hanya sampah
Sewaktu mahkota kepala meminta tumpah ruah
Dengan semua keAkuan diatas logika membumi
Kata-kata itu dari tanah, udara dan air, kawan!
Sajak penyair itu mati tanpa doa para peziarah
Hanya buih kata-kata keAkuan nisan kuburmu
Mati ketika apa yang didapat dari alam kau ingkari
Perut bumi itu semua sajak, bukan isi kepala penyair!
Penyair itu dibunuh sajak-sajaknya sendiri
Ketika tawa penyair mengangkangi bisik tanya anak alam
Penyair itu mati tanpa kesucian puluhan makna kata, tak satu pun...
Mati karena sajak yang membuatnya jadi penyair tanpa pijak bumi
Komentar
Tulis komentar baru