Cukup sudah kau sesalkan nasib kita,
merintih dan meratapi kesedihan.
Aku tak kuasa menahan sedih,
nanar melihat bias pelangi air matamu.
Ini bukan salah kita,
dan bukan kesadisan nasib,
mungkin hanya khilaf sang waktu.
yang mempertemukan kita bukan dalam porsi yang sesuai.
Sudah cukup.
Sekalah air matamu.
Tidak ada yang perlu disesali.
Bukankah Tuhan maha tahu,
tak mungkin salah menitipkan nasib,
ini yang terindah bagi kita.
Komentar
Tulis komentar baru