SURAT SEPI UNTUK KOPI
Hari ini aku sengaja menulis surat dengan lukisan berkabut.
Lihatlah, dalam sebuah serat yang begitu lembut.
Kita pernah bercakap tentang pagi
Tentang goresan jingga bermata puisi.
Waktu menawarkan tawa, secangkir kopi melawan cemas kita bertukar cerita.
Menyelami kerinduan dalam bincang mengukir birunya pertemuan.
Di permukaan lautan yang legam, terkadang aku harus membayar dengan kesepian.
Sebab kamu dan ruang adalah cerita usang yang pernah kita seduh bersama.
Dari aroma yang menggoda. Hingga kita saling diam merujuk keraguan
Komentar
Tulis komentar baru