entah berapa lama harap menunggu gemuruh
kemarau memaksa kita keluar menangkap sunyi
saat angin kehilangan arah dan tak hinggap di hijau dedaun
saatnya mengatur muslihat
dengan segenap siasat
untuk musuh yang katanya penjahat
tak perlu takut atau gentar berlari
lama ini dendam menari
Hempaskan saja semua sajak sunyi
Yang kita gores pada dindingdinding lelangit
Seperti kemarin saat mimpi terurai pagi
Mari selesaikan perdebatan panjang yang membunuh kemanusiaan kita
Segala ilmu tumpah tanpa sisa, mengalir dan perih diantara teriak
Kebenaran berada dalam ruang suara terbanyak
Jika esok datang menjejak
Ku mau tak lagi rindu
Pada debar yang menghentak
Sunyi ruang waktu
Tuhan,
Biarkan sepi
Cukup berdiri
Buat dunia tertawa
Biar kita senyawa
Dengan bahasa sendiri
Cukup tertawa
Biar dunia senyawa
Tiba Waktunya
Menabuh Mimpi Dengan Teriak
Walau Kita Adalah Kumpulan Tanya
Engkaukah lelaki
Berlari diujung pagi
Ketika mimpi tertinggal pada hangat segelas kopi
Dan,
Seperti kemarin
Akhirnya,
Kita harus pulang
Mengurai segala gelisah yang meruang
Diantara janji dan tanda tanya
Ini Adalah Logika Akhir
Analisa 1001 Data
Komentar Terbaru