sayang, di musim ini kemarau menjuntai panjang
tanah gering melenguh, kerontang
mendung membatu di langitlangit
sawah sepiring menangis tanah retak
ada undangan di suatu petang
sebaiknya aku datang
seperti bunyi di surat undangan
pesta topeng dan pameran kerang
pesta di rumah terang
dan fajarpun menggeliat malu
di kejauhan menggema merdu suara panggilanMu
ku jemput impian semalam bersama rembulan
lepaskan segala gelisah
dalam resah menunggu waktu panjang ini
selimut hatimu takkan lerai atas kenang yang lewat bersamaku
aku akan menjauh
cinta setangkai duri
menusuk hati
dari mata penuh goda
menyiksa rindu
gelas-gelas retak
pesan nenek kala itu
buanglah sebelum pecah
tak baik minum di gelas retak!
seperti memegang gelas retak
melodi angin
kuncup rindu
cinta mewangi
melena hati
angan tak sampai
di balik batu
ada batu
batu di batubatu
terbatubatu
membatu
batu
terbatu
pesan singkat di pintu pagi
seperti membaca angin berhembus
lelangit jauh dari mendung
di hulu pun tak tampak gabak
malam adalah rumah jiwa
mencampakkan kesah sejuta penat
membariskan darah di pelupuk mata
melepas geliat dan semburat hati
melabuhkan cinta ke ujung hasrat
Komentar Terbaru