mentari retak di depan jendela
menggantung di sebuah pohon
daun-daunnya menguning
ranum ke hati buah
di ranting kepompong gelisah; gerah
di malam indah ini jiwaku mendamba cinta
kugenggam rindu melambungkan ke angkasa malam
mengelana membuahi cahaya
dalam hasrat, dinihari menangis
o, bidukku jangan terkaram di ujung sampai
mendayungdayung mengaliri sungai nasib
meriakriak rintik lengan dan muka
menempuh alur sepanjang undang pulang
bertalu-talu detak jiwa meronta
menggurita hasrat menepikan senyap
pada raga meluruh malam
mengkaramkan kata munajah do'a
berjalan mengejar malam tiba
menyusur jalan setapak di ujung bebukitan
tamparan angin memanas anak telinga
kabut turun menyelusup di sela-sela pepohon
andai saja
dekat jarak yang di tempuh
aku pasti setiap hari pulang
menikmati hidangan siang
yang selalu gairahkan selera
malam merangkak di keheningan larut
terpesona menatap langit dan ruang-ruangnya
di sinari cahaya rembulan penuh; indahnya
mengais dalam lenguh kubangan
menceraput ilalang kering
sungkah rengkah jejak berperi
membatu di kelopak pagi; gering
lanyah membekas duka
dalam keramah malam yang diam-diam menjemput
di setiap hela nafas nadiku
bias dalam lelap kemaren; berulang
seperti cermin buram
di sepanjang malam meneruka bayang
entah menjelang apa dan menggapai apa
hingga malam mengambang penuh
dini hari jatuh kepelukan hayal
Komentar Terbaru